Presiden Turki Erdogen kemungkinan akan kembali blokir media sosial, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - ANKARA. Nasib media sosial di Turki di ujung tanduk. Pemerintah Turki kemungkinan akan memperketat atau bahkan menutup akses layanan media sosial untuk warganya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan murka dengan ulah netizen yang hina keluarganya melalui media sosial.  Kepolisian Nasional Turki sudah menahan 11 orang atas "komentar menghina" terhadap keluarga Albayrak.

Baca juga: Lowongan kerja di Damri, dibuka hingga 3 Juli 2020


Selama bertahun-tahun, bukan rahasia jika sang presiden tidak suka dengan media sosial. Dia pernah membandingkannya dengan "pisau pembunuh", dan bersumpah bakal "menghapus" Twitter.

Kali ini, hinaan netizen terhadap keluarga Erdoga bermula saat  Menteri Keuangan Berat Albayrak, yang juga adalah menantu Erdogan, mengumumkan kelahiran anak. Sang istri, Esra, melahirkan anak keempat Selasa (30/6/2020).

Menurut Erdogan, meski banyak pesan positif berisi ucapan selamat, terdapat juga pesan jahat yang menghina keluarga Albayrak, terutama Esra. "Anda tahu mengapa kami menentang media seperti YouTube, Twitter, dan Netflix? Untuk mengenyahkan perilaku tak bermoral seperti ini," kata dia di Ankara.

Dalam telekonfrensi di hadapan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan menganggap bahwa media itu tidak cocok untuk Turki. "Karena itu kita harus membawanya ke parlemen, untuk menghapus media sosial ini, seutuhnya, untuk mengontrol mereka," jelasnya. Tak lama setelah komentarnya muncul, tagar "jangan sentuh media sosialku" menjadi trending di Twitter, dilansir AFP Rabu (1/7/2020).

Pemerintahan Erdogan sempat memblokir Twitter dan YouTube pada 2014, setelah sebuah rekaman muncul, di mana presiden dan lingkarannya diduga terjerat skandal korupsi. Ketidaksukaannya terhadap dunia maya juga dipicu protes anti-pemerintah pada 2013, yang semuanya digalang oleh Facebook dan Twitter.

Baca juga: Mobil Ayla di Jakarta diskon hingga Rp 15 juta, jangan dilewatkan!

Kemarahan mantan Wali Kota Istanbul tersebut juga pernah terkuak konferensi video dengan generasi muda pekan lalu di YouTube dipenuhi komentar negatif. Kantor kepresidenan kemudian menutup kolom komentar. Namun, terdapat 388.000 klik di bagian "tidak suka", dibandingkan 114.000 di tombol "suka".

(Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarganya Dihina, Erdogan Janji Perketat Media Sosial",

Editor: Adi Wikanto