Presiden Venezuela selamat dari 'serangan dua drone'



KONTAN.CO.ID - CARACAS. Pejabat Venezuela mengatakan terjadi ledakan yang berasal dari sejumlah drone saat Presiden Venezuela Maduro menyampaikan pidato secara live di televisi di Caracas pada Sabtu (4/8). Namun, Maduro dinyatakan baik-baik saja.

Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez bilang serangan ini merupakan upaya pembunuhan terhadap Maduro. Dalam kejadian tersebut, tujuh tentara terluka.

Dalam video yang beredar, Maduro tampak tengah menyampaikan pidatonya di sebuah acara militer outdoor saat dia dan sejumlah pejabat tiba-tiba melihat ke atas dan terkejut. Audio langsung terputus.


Puluhan tentara tampak berlari menyelamatkan diri sebelum siaran pada akhirnya diputuskan.

Suara ledakan keras juga terdengar dalam video tersebut.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Rodriguez mengatakan serangan terjadi saat Maduro berpidato pada acara Ulang Tahun Militer Venezuela ke 81.

Dua drone yang membawa bahan peledak tiba-tiba meledak di dekat tempat presiden berdiri.

Rodriguez menuding kelompok oposisi sayap kanan yang melakukan serangan tersebut.

"Setelah kalah dalam pemilu, mereka gagal kembali," katanya.

Rodriguez mengacu pada pemilihan umum yang berlangsung Mei lalu, di mana Maduro berhasil terpilih kembali untuk enam tahun mendatang.

Dia juga menceritakan, tentara yang terluka saat ini sudah dalam perawatan di rumah sakit. Sedangkan presiden menggelar rapat dengan para menteri dan pemimpin militer.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kelompok yang menyatakan bertanggungjawab atas upaya pembunuhan tersebut.

Pada Juni 2017, sebuah helikopter menyerang dan menjatuhkan granat di Gedung Mahkamah Agung Venezuela.

Oscar Perez, pilot helikopter elit tersebut, mengklaim dirinya yang melakukan serangan. Perez juga menyerukan kepada warga Venezuela untuk bangkit melawan pemerintahan Presiden Maduro.

Perez akhirnya tewas saat terjadi aksi tembak-menembak dengan pihak kepolisian di dekat Caracas pada Januari lalu.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie