KONTAN.CO.ID - Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menyelenggarakan G20 Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) High Level Symposium dengan tema “Harnessing Digitalization to Increase Productivity, Sustainable and Inclusive Economy of Women, Youth, and MSMEs” pada 4 Oktober 2022 secara hybrid sebagai side event dari GPFI Plenary Meeting yang ketiga. Simposium ini bertujuan untuk memantik diskusi antara pembuat kebijakan, regulator, asosiasi, industri dan pemangku kepentingan terkait mengenai pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan ekonomi yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan bagi perempuan, kelompok muda dan UMKM sebagai bagian dari prioritas G20 GPFI. H.M. Queen Maxima dari Belanda, selaku UN Secretary-General's Special Advocate for Inclusive Finance for Development (UNSGSA) dan GPFI Honorary Patron menyampaikan sambutan kunci pada simposium yang dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diwakili oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Simposium tersebut diikuti dengan penyelenggaraan GPFI Plenary Meeting ketiga sekaligus yang terakhir oleh G20 GPFI sepanjang Presidensi Indonesia pada Rabu, 5 Oktober 2022. Pertemuan ini dipimpin oleh co-chair GPFI dari Bank of Italy dan perwakilan Presidensi GPFI dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Rapat Pleno ini dihadiri oleh anggota GPFI dan implementing partners seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Islam (IsDB), Uni Eropa, Better Than Cash Alliance (BTCA), Consultative Group to Assist the Poor (CGAP), Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), baik secara langsung maupun virtual. Pertemuan ini menuntaskan hasil kerja GPFI di bawah Presidensi G20 Indonesia sesuai dengan Financial Inclusion Action Plan (FIAP) yaitu Financial Inclusion Framework in Harnessing Digitalization to Increase Productivity, Sustainable, and Inclusive Economy of Women, Youth, and MSMEs.
Presidensi G20 Indonesia Dorong Digitalisasi bagi Percepatan Inklusi Keuangan
KONTAN.CO.ID - Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menyelenggarakan G20 Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) High Level Symposium dengan tema “Harnessing Digitalization to Increase Productivity, Sustainable and Inclusive Economy of Women, Youth, and MSMEs” pada 4 Oktober 2022 secara hybrid sebagai side event dari GPFI Plenary Meeting yang ketiga. Simposium ini bertujuan untuk memantik diskusi antara pembuat kebijakan, regulator, asosiasi, industri dan pemangku kepentingan terkait mengenai pentingnya digitalisasi untuk meningkatkan ekonomi yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan bagi perempuan, kelompok muda dan UMKM sebagai bagian dari prioritas G20 GPFI. H.M. Queen Maxima dari Belanda, selaku UN Secretary-General's Special Advocate for Inclusive Finance for Development (UNSGSA) dan GPFI Honorary Patron menyampaikan sambutan kunci pada simposium yang dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diwakili oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Simposium tersebut diikuti dengan penyelenggaraan GPFI Plenary Meeting ketiga sekaligus yang terakhir oleh G20 GPFI sepanjang Presidensi Indonesia pada Rabu, 5 Oktober 2022. Pertemuan ini dipimpin oleh co-chair GPFI dari Bank of Italy dan perwakilan Presidensi GPFI dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Rapat Pleno ini dihadiri oleh anggota GPFI dan implementing partners seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Islam (IsDB), Uni Eropa, Better Than Cash Alliance (BTCA), Consultative Group to Assist the Poor (CGAP), Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), baik secara langsung maupun virtual. Pertemuan ini menuntaskan hasil kerja GPFI di bawah Presidensi G20 Indonesia sesuai dengan Financial Inclusion Action Plan (FIAP) yaitu Financial Inclusion Framework in Harnessing Digitalization to Increase Productivity, Sustainable, and Inclusive Economy of Women, Youth, and MSMEs.