Presidensi G20 Indonesia Dorong Tiga Prioritas Pengembangan Energi Hijau



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia bakal mendorong tiga prioritas utama dalam pengembangan energi hijau dalam gelaran G20 mendatang.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, tiga prioritas tersebut meliputi akses untuk energi bersih, teknologi serta pendanaan.

"Tiga hal ini sangat penting untuk Indonesia (dalam) mempercepat transisi energi," ungkap Dadan dalam diskusi virtual, Jumat (11/3).


Dia menambahkan, pemerintah memiliki target untuk menekan emisi gas rumah kaca. Adapun, pemerintah mencanangkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang atau lebih cepat.

Dadan menjelaskan, dengan mendorong energi hijau maka diharapkan terjadi pula pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam secara optimal diharapkan bisa terwujud.

Baca Juga: Ini Strategi Pertamina NRE Jadi Pemain Utama Energi Hijau Global

Menurutnya, sebagai tuan rumah gelaran G20, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengusulkan topik yang akan dibahas. Selain menjadi kepentingan nasional, isu transisi energi juga dinilai dapat menjadi fokus masyarakat global.

Sementara itu, Senior Vice President of Research &  Innovation PT Pertamina Oki Muraza mengungkapkan, sejumlah upaya dilakukan Pertamina dalam upaya mendorong transisi energi.

Oki memastikan Pertamina menyiapkan peta jalan untuk transisi energi yang meliputi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2024 untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 29% pada tahun 2030.

"Juga kembangkan sinergi dan kerjasama dengan perusahaan global untuk kurangi emisi melalui CCUS," kata Oki.

Selain itu, Pertamina juga tetap berkomitmen meningkatkan produksi migas melalui implementasi Enchanced Oil Recovery (EOR). Dari sektor hilir, Pertamina berupaya untuk mendorong produksi BBM berkualitas serta mendorong konsumsi BBM ramah lingkungan.

Oki memastikan, komitmen juga ditunjukkan lewat kehadiran fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan  Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Baca Juga: PLTS Atap Dukung Perkembangan Industri Hijau

Sementara itu, Direktur Operasi dan Portfolio MIND ID Danny Praditya mengungkapkan, dalam setiap unit operasi diupayakan dapat dilakukan transisi.

Beberapa diantaranya yakni melalui pengembangan ekosistem Electric Vehicle dan baterai, serta hilirisasi batubara melalui konversi batubara menjadi DME.

Secara khusus untuk pengembangan energy storage ditargetkan dapat mencapai 60 GWh dalam setahun.

"Kami sedang formulasikan mengenai bauran energi hijau maupun yang kita konversi. Ini harus memperhatikan kesinambungan," ungkap Danny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari