Primadaya Plastisindo (PDPP) Rogoh Kas Internal Untuk Membangun Pabrik di Surakarta



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) sedang merampungkan pembangunan cabang dan pabrik baru kemasan plastik di Surakarta, Jawa Tengah.

Untuk melancarkan pembukaan pabrik ini, pada tanggal 5 September 2023 PDPP telah menandatangani perjanjian sewa menyewa untuk lokasi yang akan digunakan sebagai kantor dan pabrik dari cabang tersebut. Total nilai investasi dari pembukaan cabang tidak melebihi dari Rp 31,50 miliar.

“Sumber dana dari kas internal, bukan dari dana initial public offering (IPO),” terang Direktur PDPP Yu Lin Chan dalam paparan publik yang digelar virtual, Kamis (16/11).


Konstruksi dan renovasi pabrik masih berlangsung saat ini. Primadaya menargetkan operasional pabrik baru dimulai kuartal I-2024.

Baca Juga: Primadaya Plastisindo (PDPP) Setujui Pembagian Saham Bonus Senilai Rp 46,87 Miliar

Pabrik ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan di area Jawa Tengah dan sekitarnya. Pembukaan pabrik plastik baru ini juga sekaligus untuk memperluas pasar dan target ekspansi yang baru.

Ini sejalan dengan prioritas PDPP untuk mendekatkan diri dengan pelanggan utama yang ada sekaligus menarik pelanggan baru. Pada akhirnya, ekspansi ini akan meningkatkan jangkauan dan kinerja PDPP sebagai pemain pengemasan berskala nasional.

Saat ini, pelanggan PDPP terdiri atas korporasi besar seperti air mineral dalam kemasan (AMDK) merk Aqua, Indofood Group, hingga Orang Tua (OT) Group. Ke depan, PDPP memastikan akan menggandeng korporasi untuk menjadi pelanggan baru. Namun, manajemen belum bisa menjabarkan secara rinci nama-nama calon mitra PDPP.

Baca Juga: Pendapatan Primadaya Plastisindo (PDPP) Naik 22,2% pada Semester I-2023

Kinerja PDPP juga diproyeksi moncer tahun ini. Yu Lin Chan  mengestimasi, pendapatan PDPP menembus angka Rp 428 miliar pada akhir tahun ini. 

Proyeksi tersebut naik dari realisasi pendapatan di 2022 yang sebesar Rp 339,19 miliar. Dari sisi bottom line, PDPP menargetkan laba sebelum pajak ada di angka Rp 48 miliar,  naik Rp 20 miliar dari tahun lalu.

“Tentu ini prospek yang sangat menjanjikan,” kata Yu Lin Chan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati