KONTAN.CO.ID - Surabaya - Program JKN bukan sekadar sistem pembiayaan jaminan kesehatan, melainkan wujud nyata semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa Indonesia. Setiap rupiah iuran yang dibayarkan peserta memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satu penerima manfaat dari program mulia ini adalah Devi Yuliati Fatimah Tus Zahra (26), peserta JKN yang terdaftar pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). “Saya terdaftar sebagai peserta JKN sejak tahun 2019, karena saya bekerja maka saat itu didaftarkan oleh perusahaan. Alhamdulillah selama itu hanya digunakan untuk berobat yang ringan-ringan saja, misalnya demam, batuk, dan pilek. Meskipun saya selalu tepat waktu membayar iuran, tentu harapan saya dan keluarga senantiasa diberi kesehatan. Lebih baik iuran yang saya bayarkan dapat menolong peserta lain yang membutuhkan, daripada digunakan karena keluarga kami jatuh sakit,” tutur Devi, Rabu (05/11). Devi mengatakan, melalui prinsip gotong royong, iuran yang rutin dibayarkan dapat dimanfaatkan oleh peserta lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan, sehingga ia tidak merasa sia-sia. Selain itu, juga dapat menumbuhkan solidaritas sosial sekaligus mempererat rasa persatuan antar peserta. Menurutnya, memiliki jaminan kesehatan serta membayar iuran tepat waktu memang penting, namun yang lebih utama adalah menjaga kesehatan agar tetap bugar dan terhindar dari risiko penyakit.
Prinsip Gotong Royong Program JKN Beri Manfaat Besar untuk Sesama
KONTAN.CO.ID - Surabaya - Program JKN bukan sekadar sistem pembiayaan jaminan kesehatan, melainkan wujud nyata semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa Indonesia. Setiap rupiah iuran yang dibayarkan peserta memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satu penerima manfaat dari program mulia ini adalah Devi Yuliati Fatimah Tus Zahra (26), peserta JKN yang terdaftar pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). “Saya terdaftar sebagai peserta JKN sejak tahun 2019, karena saya bekerja maka saat itu didaftarkan oleh perusahaan. Alhamdulillah selama itu hanya digunakan untuk berobat yang ringan-ringan saja, misalnya demam, batuk, dan pilek. Meskipun saya selalu tepat waktu membayar iuran, tentu harapan saya dan keluarga senantiasa diberi kesehatan. Lebih baik iuran yang saya bayarkan dapat menolong peserta lain yang membutuhkan, daripada digunakan karena keluarga kami jatuh sakit,” tutur Devi, Rabu (05/11). Devi mengatakan, melalui prinsip gotong royong, iuran yang rutin dibayarkan dapat dimanfaatkan oleh peserta lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan, sehingga ia tidak merasa sia-sia. Selain itu, juga dapat menumbuhkan solidaritas sosial sekaligus mempererat rasa persatuan antar peserta. Menurutnya, memiliki jaminan kesehatan serta membayar iuran tepat waktu memang penting, namun yang lebih utama adalah menjaga kesehatan agar tetap bugar dan terhindar dari risiko penyakit.