Prinsipal Eropa jajaki pembangunan pabrik otomotif di Indonesia



JAKARTA. Indonesia adalah pilihan investasi yang menarik bagi produsen otomotif dunia. Selain prinsipal mobil asal Jepang, Indonesia juga berhasil menarik minat prinsipal mobil Eropa untuk menanamkan dana mereka di sini.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan, ada prinsipal mobil Eropa yang sudah bertemu dengan dirinya untuk membahas rencana pembangunan pabrik di Indonesia. "Kalau mereka sudah bertemu dengan pemerintah, itu artinya mereka serius," kata Hidayat akhir.

Sayangnya, Hidayat belum mau menyebutkan nama prinsipal mobil Eropa itu. Tapi Hidayat pernah menyatakan salah satu prinsipal mobil asal Eropa yang berniat membangun pabrik di Indonesia adalah Volkswagen.


Menurut Hidayat, prinsipal mobil Eropa itu sudah menyampaikan detail rencana investasinya kepada Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi, pekan lalu. Saat ditemui, Budi mengatakan, prinsipal Eropa itu akan merealisasikan rencana investasinya secara bertahap. "Untuk tahap awal, mereka akan lebih dulu melakukan tes pasar," kata Budi.

Menurut Budi, jika pasar di Indonesia bisa menyerap produk mereka dengan cepat, maka rencana investasi itu akan cepat direalisasikan. Tapi jika produknya kurang diminati, mereka akan membuat produk yang sesuai dengan selera pasar Indonesia.

Selain dengan Kemenperin, prinsipal asal Eropa itu juga sudah bertemu dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan, perusahaan itu sudah meminta izin investasi kepada BKPM. Rencananya investasi dilakukan dalam waktu dekat ini. "Pembangunan pabriknya kemungkinan di pulau Jawa," kata Gita.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman M.R. berkata, Indonesia memang tengah menjadi negara tujuan investasi dari prinsipal kendaraan. Sebab, pasar Indonesia sangat besar dan kondisi perekonomian kita juga terus tumbuh.

Sudirman memperkirakan investasi di sektor otomotif, baik kendaraan roda empat maupun roda dua tahun ini akan mencapai US$ 2 miliar, itu tidak termasuk investasi yang dilakukan oleh Daihatsu dan Toyota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test