JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, Bank Indonesia (BI) bakal mewujudkan mimpi mendirikan prinsipal lokal kartu kredit. Tahap awal, BI sendiri yang turun sebagai penyedia infrastruktur prinsipal lokal kartu kredit. Setelah sistem prinsipal lokal mumpuni, regulator sistem pembayaran ini akan melepas status prinsipal lokal ke tangan pihak lain. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, BI bakal membangun sistem infrastruktur prinsipal lokal pada pertengahan tahun 2015. Sebagai prinsipal lokal, BI memiliki peran sebagai switchier atau penyedia jaringan. Sedangkan, bank-bank lokal akan berperan sebagai issuer atau penerbit kartu kredit lokal. “Kami harapkan pada pertengahan tahun depan, sudah ada bank yang menjadi penerbit,” kata Ronald. Farida Peranginangin, Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI menambahkan, tujuan BI ingin membentuk prinsipal lokal adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap prinsipal luar negeri. Saat ini, sejumlah prinsipal global, seperti Visa dan Mastercard, mengenakan biaya (fee) tinggi pada setiap transaksi kartu kredit.
Prinsipal lokal kartu kredit muncul tahun 2015
JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, Bank Indonesia (BI) bakal mewujudkan mimpi mendirikan prinsipal lokal kartu kredit. Tahap awal, BI sendiri yang turun sebagai penyedia infrastruktur prinsipal lokal kartu kredit. Setelah sistem prinsipal lokal mumpuni, regulator sistem pembayaran ini akan melepas status prinsipal lokal ke tangan pihak lain. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, BI bakal membangun sistem infrastruktur prinsipal lokal pada pertengahan tahun 2015. Sebagai prinsipal lokal, BI memiliki peran sebagai switchier atau penyedia jaringan. Sedangkan, bank-bank lokal akan berperan sebagai issuer atau penerbit kartu kredit lokal. “Kami harapkan pada pertengahan tahun depan, sudah ada bank yang menjadi penerbit,” kata Ronald. Farida Peranginangin, Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI menambahkan, tujuan BI ingin membentuk prinsipal lokal adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap prinsipal luar negeri. Saat ini, sejumlah prinsipal global, seperti Visa dan Mastercard, mengenakan biaya (fee) tinggi pada setiap transaksi kartu kredit.