JAKARTA. Ada saja taktik pengembang properti untuk memasarkan proyeknya. Lihat saja PT Prioritas Land Indonesia yang menggelar promo 'bayar setengah langsung lunas' untuk proyek teranyarnya, apartemen Indigo di Bekasi, Jawa Barat.

Caranya, pembeli cukup membayar separuh dari harga apartemen yang dibanderol mulai dari Rp 300 juta per unit atau Rp 11 juta per meter persegi (m2). Namun promo hanya berlaku untuk investor yang hendak menyewakan unit yang dibelinya.

Nantinya, Prioritas Land akan mengelola unit yang disewakan sebagai apartemen servis, dengan imbal hasil Rp 150 juta selama delapan tahun. "Dengan membayar setengah harga, investor sama saja sudah mengambil imbal hasil sewa selama delapan tahun di awal," terang Marcellus Chandra, Presiden Direktur Prioritas Land di Jakarta, Jumat (22/11).

Berkat promo ini, Marcellus memperkirakan hampir seluruh pembeli apartemen Indigo adalah investor. Dia percaya diri ruang untuk berinvestasi properti, khususnya di kota penyanga Jakarta seperti Bekasi, masih terbuka lebar. Harga jual apartemen Indigo diramalkan melesat 70%-100% dalam tiga hingga empat tahun mendatang.Apartemen Indigo sendiri meliputi empat menara yang terdiri dari 3.000 unit secara keseluruhan. Luas lahannya 1,3 hektare (ha). Apartemen juga menyediakan area komersial seluas 5.000 m2 sebagai fasilitas penunjang.

Prioritas Land menyiapkan investasi senilai Rp 800 miliar untuk konstruksi apartemen yang peletakan batu pertamanya pada kuartal II-2014. Targetnya, apartemen beroperasi tiga tahun setelah peletakan batu pertama.

Marcellus menjelaskan lebih lanjut, pendanaan berasal dari kombinasi kas internal, investor, dan penjualan proyek. "Tidak ada pinjaman bank," imbuhnya. Namun dia merahasiakan nilai investasi yang dikeluarkan untuk akuisisi lahan.

Asal tahu saja, apartemen Indigo merupakan proyek keempat Prioritas Land. Tiga proyek terdahulu di antaranya villa Majestic Point Villas di Nusa Dua Bali, apartemen Majestic Point di Serpong, dan villa Majestic Water Village di Uluwatu Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon