Prioritas pada Harga atau Teknologi?



Mobil murah selalu berkaitan dengan proses manufaktur. Harga bisa ditekan lantaran didukung oleh insentif pembebasan bea masuk impor mesin dan peralatan saat membangun pabrik, selain insentif impor bahan baku dan komponen mobil saat sudah berproduksi. Di luar itu, penentuan harga mobil memang bergantung pada unsur Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Jika komponen ini rendah atau nol, harga jual juga bisa ditekan.Tapi di sisi lain, belakangan, pemerintah juga mau mengembangkan mobil dengan teknologi ramah lingkungan. Pertanyaannya, apakah mobil jenis ini masih bisa murah? Ambil contoh mobil berteknologi surya atau listrik, bahkan hibriba (hybrid). Apakah mungkin harganya bisa di bawah Rp 100 jutaan?Mohamad Suleman Hidayat, Menteri Perindustrian, meyakinkan bahkan mobil hibrida pun bisa murah. “Sekarang ini, mobil hybrid lebih mahal 45% dari mobil BBM. Ke depan, harga hybrid dan non-hybrid akan relatif sama,” tuturnya.Kok bisa? Hidayat bilang, ini bisa terjadi lantaran ada insentif. “Setelah regulasi keluar, produsen diberi waktu dua tahun untuk impor dengan regulasi baru itu sambil mempersiapkan assembling di sini sehingga harga jual hybrid tak jauh beda dengan non-hybrid,” imbuh Hidayat. Tapi, untuk sementara, sebelum menikmati murahnya mobil hybrid, konsumen menikmati mobil murah model low cost green car lebih dahulu.Dengan kewajiban memakai komponen lokal, aturan ini akan berdampak positif bagi industri komponen dalam negeri. Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor Indonesia (GIAMM) Hadi Surjadipraja bilang, program mobil LCGC secara otomatis akan menaikkan volume penjualan komponen kendaraan di dalam negeri. “Bagi industri komponen, dampaknya positif,” tuturnya.Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman M.R. bilang, jika ATPM lain ikut memproduksi mobil LCGC, kebutuhan komponen kendaraan juga akan meningkat pesat. “Harga murah lebih terealisasi lagi kalau PPnBM bisa nol persen,” ungkapnya.

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 51 XVI 2012 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Imanuel Alexander