JAKARTA. PT MNC Investama Tbk (BHIT) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hal Memesan Efek Terlebih Dahulu alias private placement. BHIT akan menerbitkan sebanyak-banyak 3,47 miliar saham atau 10% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Private placement ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja serta memberi nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di BHIT. "Perseroan senantiasa berusaha untuk mengantisipasi seluruh kesempatan dan peluang usaha yang akan ada di masa depan," ungkap Direksi BHIT dalam pengumuman resmi, Rabu (15/4). Private placement ini memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2015. Ke depan, BHIT akan fokus mempertahankan pertumbuhan dan posisi media industrinya sebagai media nomor satu. Perseroan juga akan mempercepat pertumbuhan bisnis jasa keuangan dan properti. Meski masih banyak tantangan dari kondisi perekonomian dan pasar modal saat ini, perseroan yakin dapat terus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Hal ini akan dilakukan melalui strategi yang baik, aksi korporasi yang solid, serta disiplin dalam mengelola struktur keuangan dan kontribusi kinerja yang baik dari masing-masing anak usaha. Dengan private placement ini, BHIT akan mendapat tambahan modal kerja tanpa membebani pemegang saham saat ini. Selan itu struktur permodalan dan keuangan perseroan akan meningkat, jumlah saham beredar akan bertambah sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan, serta memberikan kesempatan bagi perseroan untuk mengundang investor strategis. Setelah private placement kali ini, jumlah modal ditempatkan dan disetor BHIT masing-masing akan berubah dari 3,8 miliar saham menjadi 42,3 miliar saham. Sementara saham dalam portepel akan berubah dari 76,12 miliar saham menjadi 72,66 miliar saham. Dengan modal yang cukup diharapkan pendapatan perusahaan ini semakin besar. Per akhir 2014, BHIT mencatat pendapatan Rp 12,43 triliun, naik 7,83% dari sebelumnya Rp 11,5 triliun. Perseroan juga mengantongi laba bersih Rp 194,5 miliar dibanding sebelumnya yang merugi Rp 346,7 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 25 triliun atau naik dari sebelumnya Rp 14,9 triliun. Sedangkan total ekuitasnya Rp 22,5 triliun dari sebelumnya Rp 16,8 triliun. Perseroan menghitung dengan asumsi harga pelaksanaan Rp 300 per saham, maka rasio liabilitas per ekuitas BHIT setelah private placement akan turun menjadi 1,06 dari sebelumnya 1,11. Dengan asumsi harga tersebut, BHIT berpotensi meraih dana sekitar Rp 1 triliun. BHIT memang gencar melakukan private placement. September tahun lalu BHIT mendapatkan dana sebesar Rp 1,08 triliun dari private placement. Perseroan menerbitkan 2,7 miliar saham di harga Rp 400 per saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Kemudian di bulan Desember 2014 BHIT kembali melakukan private placement dengan mencatatkan 135,25 juta saham di harga Rp 400 per saham. Alhasil, BHIT memperoleh dana sebesar Rp 54,1 miliar dari aksi korporasi itu.
Private placement, 3,47 miliar saham BHIT terbit
JAKARTA. PT MNC Investama Tbk (BHIT) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hal Memesan Efek Terlebih Dahulu alias private placement. BHIT akan menerbitkan sebanyak-banyak 3,47 miliar saham atau 10% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Private placement ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja serta memberi nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan di BHIT. "Perseroan senantiasa berusaha untuk mengantisipasi seluruh kesempatan dan peluang usaha yang akan ada di masa depan," ungkap Direksi BHIT dalam pengumuman resmi, Rabu (15/4). Private placement ini memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2015. Ke depan, BHIT akan fokus mempertahankan pertumbuhan dan posisi media industrinya sebagai media nomor satu. Perseroan juga akan mempercepat pertumbuhan bisnis jasa keuangan dan properti. Meski masih banyak tantangan dari kondisi perekonomian dan pasar modal saat ini, perseroan yakin dapat terus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Hal ini akan dilakukan melalui strategi yang baik, aksi korporasi yang solid, serta disiplin dalam mengelola struktur keuangan dan kontribusi kinerja yang baik dari masing-masing anak usaha. Dengan private placement ini, BHIT akan mendapat tambahan modal kerja tanpa membebani pemegang saham saat ini. Selan itu struktur permodalan dan keuangan perseroan akan meningkat, jumlah saham beredar akan bertambah sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan, serta memberikan kesempatan bagi perseroan untuk mengundang investor strategis. Setelah private placement kali ini, jumlah modal ditempatkan dan disetor BHIT masing-masing akan berubah dari 3,8 miliar saham menjadi 42,3 miliar saham. Sementara saham dalam portepel akan berubah dari 76,12 miliar saham menjadi 72,66 miliar saham. Dengan modal yang cukup diharapkan pendapatan perusahaan ini semakin besar. Per akhir 2014, BHIT mencatat pendapatan Rp 12,43 triliun, naik 7,83% dari sebelumnya Rp 11,5 triliun. Perseroan juga mengantongi laba bersih Rp 194,5 miliar dibanding sebelumnya yang merugi Rp 346,7 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 25 triliun atau naik dari sebelumnya Rp 14,9 triliun. Sedangkan total ekuitasnya Rp 22,5 triliun dari sebelumnya Rp 16,8 triliun. Perseroan menghitung dengan asumsi harga pelaksanaan Rp 300 per saham, maka rasio liabilitas per ekuitas BHIT setelah private placement akan turun menjadi 1,06 dari sebelumnya 1,11. Dengan asumsi harga tersebut, BHIT berpotensi meraih dana sekitar Rp 1 triliun. BHIT memang gencar melakukan private placement. September tahun lalu BHIT mendapatkan dana sebesar Rp 1,08 triliun dari private placement. Perseroan menerbitkan 2,7 miliar saham di harga Rp 400 per saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Kemudian di bulan Desember 2014 BHIT kembali melakukan private placement dengan mencatatkan 135,25 juta saham di harga Rp 400 per saham. Alhasil, BHIT memperoleh dana sebesar Rp 54,1 miliar dari aksi korporasi itu.