JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berencana menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) alias private placement. Perusahaan akan meraup dana segar sebesar Rp 1,48 triliun dari hajatan itu. Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,91 miliar saham non HMTD. Jumlah ini setara dengan 7,54% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini. Adapun harga pelaksanaannya di Rp 510 per saham. Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, harga private placement AMRT berada di bawah harga pasar. Hal tersebut bisa memicu aksi jual. Pada perdagangan Kamis (9/4) harga saham AMRT naik 0,91% ke level Rp 555 per saham. "Harga biasanya akan turun ke harga pelaksanaan private placement sehingga sedikit berbahaya," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (9/4). Setelah private placement pun, Kiswoyo memperkirakan saham AMRT akan tidur selama beberapa waktu. Kiswoyo menilai aksi private placement tidak masalah asal sudah ada pembeli siaga. Lebih lanjut, Kiswoyo optimis prospek AMRT masih cukup bagus. Hal ini seiring dengan daya beli masyarakat yang juga terus meningkat. AMRT juga memiliki strategi mendekati pasar, yakni membuka gerai kecil di sekitar lingkungan perumahan. Namun, AMRT tidak bisa mengharap margin besar. "Jika mengambil untung tinggi, masyarakat tidak mau beli, apalagi persaingan cukup ketat," imbuh Kiswoyo. Untuk itu, strategi untuk menggenjot kinerja adalah dengan terus meningkatkan penjualan. Di sisi lain, Kiswoyo melihat beberapa tantangan untuk AMRT tahun ini, yakni kenaikan upah pekerja dan biaya bahan bakar minyak. Kiswoyo merekomendasikan sell saham AMRT dengan target harga Rp 510 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Private placement, saham AMRT bisa turun
JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berencana menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) alias private placement. Perusahaan akan meraup dana segar sebesar Rp 1,48 triliun dari hajatan itu. Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,91 miliar saham non HMTD. Jumlah ini setara dengan 7,54% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini. Adapun harga pelaksanaannya di Rp 510 per saham. Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, harga private placement AMRT berada di bawah harga pasar. Hal tersebut bisa memicu aksi jual. Pada perdagangan Kamis (9/4) harga saham AMRT naik 0,91% ke level Rp 555 per saham. "Harga biasanya akan turun ke harga pelaksanaan private placement sehingga sedikit berbahaya," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (9/4). Setelah private placement pun, Kiswoyo memperkirakan saham AMRT akan tidur selama beberapa waktu. Kiswoyo menilai aksi private placement tidak masalah asal sudah ada pembeli siaga. Lebih lanjut, Kiswoyo optimis prospek AMRT masih cukup bagus. Hal ini seiring dengan daya beli masyarakat yang juga terus meningkat. AMRT juga memiliki strategi mendekati pasar, yakni membuka gerai kecil di sekitar lingkungan perumahan. Namun, AMRT tidak bisa mengharap margin besar. "Jika mengambil untung tinggi, masyarakat tidak mau beli, apalagi persaingan cukup ketat," imbuh Kiswoyo. Untuk itu, strategi untuk menggenjot kinerja adalah dengan terus meningkatkan penjualan. Di sisi lain, Kiswoyo melihat beberapa tantangan untuk AMRT tahun ini, yakni kenaikan upah pekerja dan biaya bahan bakar minyak. Kiswoyo merekomendasikan sell saham AMRT dengan target harga Rp 510 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News