JAKARTA. Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan moratorium atau penghentian sementara izin pembukaan lahan baru perkebunan kelapa sawit menuai pro dan kontra dari kalangan pengusaha kelapa sawit di Indonesia. Ada kalangan yang terang-terangan mendukung rencana tersebut, namun ada pula yang meminta agar pemerintah mengkaji lebih matang aturan ini. Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi meminta pemerintah menjelaskan lebih detail mengenai rencana moratorium tersebut. Gapki juga akan meminta penjelasan rencana tersebut dari Kementerian Pertanian (Kemtan) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Gapki menilai, kelapa sawit merupakan sektor strategis yang menyumbang hasil ekspor senilai US$ 19 miliar pada tahun 2015. Nilai ini jauh lebih tinggi dari devisa ekspor migas yang sekitar US$ 12 miliar. "Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dan menyerap tenaga kerja hingga 6 juta jiwa," tandas Tofan akhir pekan lalu.
Pro kontra moratorium kebun sawit
JAKARTA. Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan moratorium atau penghentian sementara izin pembukaan lahan baru perkebunan kelapa sawit menuai pro dan kontra dari kalangan pengusaha kelapa sawit di Indonesia. Ada kalangan yang terang-terangan mendukung rencana tersebut, namun ada pula yang meminta agar pemerintah mengkaji lebih matang aturan ini. Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi meminta pemerintah menjelaskan lebih detail mengenai rencana moratorium tersebut. Gapki juga akan meminta penjelasan rencana tersebut dari Kementerian Pertanian (Kemtan) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Gapki menilai, kelapa sawit merupakan sektor strategis yang menyumbang hasil ekspor senilai US$ 19 miliar pada tahun 2015. Nilai ini jauh lebih tinggi dari devisa ekspor migas yang sekitar US$ 12 miliar. "Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dan menyerap tenaga kerja hingga 6 juta jiwa," tandas Tofan akhir pekan lalu.