Prodia Diagnostic Line (Proline) Topping Off Pabrik ke-2 di Cikarang



KONTAN.CO.ID - CIKARANG. PT Prodia Diagnostic Line (Proline) telah resmi mengadakan seremoni penyelesaian akhir atau topping off pada bangunan pabrik kedua mereka.

Pabrik kedua ini terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi. Direktur Proline, Cristina Sandjaja, menyampaikan bahwa tambahan pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk-produk diagnostik dan permintaan In Vitro Diagnostic (IVD) di Indonesia.

"Topping off ini adalah langkah maju dalam pembangunan pabrik kedua yang akan menjadi tempat produksi dengan kapasitas lebih besar dibandingkan pabrik pertama Proline," ujar Cristina saat ditemui di Cikarang, Bekasi, Selasa (25/6).


Cristina melanjutkan, pabrik baru ini akan mendukung peningkatan produksi berbagai produk diagnostik in vitro. Proline mengalokasikan anggaran capex sebesar Rp140 miliar untuk pembangunan gedung dan mesin produksi.

Baca Juga: Produsen Alat Kesehatan RI Teken Kerja Sama dengan Turki Senilai US$ 10,5 Juta

Cristina mengatakan, ekspansi strategis Proline dengan menambah pabrik kedua akan semakin memperkuat posisi Proline sebagai pelopor industri alat kesehatan IVD di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mendukung kemandirian alat kesehatan nasional dan memenuhi permintaan alat kesehatan IVD baik di pasar domestik maupun regional.

Acara topping off ini dihadiri oleh Andi Wijaya selaku Komisaris Utama & Founder PT Prodia Widyahusada Tbk, Endang Hoyaranda selaku Direktur PT Prodia Utama, serta Dr. Günther Gorka selaku CEO DiaSys Diagnostic Systems GmbH.

Proline menjelaskan bahwa penambahan pabrik kedua ini merupakan bukti nyata komitmen mereka dalam mendukung program pemerintah untuk reformasi sistem ketahanan kesehatan nasional yang menjamin ketersediaan alat kesehatan dalam negeri di tengah ancaman kesehatan global.

“Ketersediaan berbagai alat kesehatan in vitro diagnostik yang berkualitas akan semakin terjamin, karena kebutuhannya dapat segera dipenuhi oleh industri lokal. Selain itu, dengan adanya pabrik kedua ini, kami berencana menambah lini produk baru seperti pengembangan berbagai instrumen laboratorium dan reagen molekular yang diproduksi dengan teknologi canggih sehingga produk Indonesia tidak kalah dengan produk impor,” tambah Cristina.

Produk alat kesehatan diagnostik in vitro dari Proline telah digunakan oleh banyak fasilitas layanan kesehatan di Indonesia. Kualitasnya teruji karena diproduksi dengan standar internasional seperti yang dilakukan oleh Diasys Diagnostic Systems GmbH, salah satu pemilik Proline yang merupakan produsen alat kesehatan diagnostik in vitro global.

"Industri manufaktur alat kesehatan diagnostik in vitro merupakan sektor dengan pertumbuhan tinggi yang permintaannya terus meningkat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, kebutuhan akan alat kesehatan diagnostik in vitro ini juga akan meningkat," ujarnya.

Proline telah memiliki satu pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka III Cikarang yang beroperasi sejak 15 Oktober 2011. Pabrik pertama ini telah memproduksi berbagai produk reagen kimia rutin yang digunakan oleh ribuan fasilitas layanan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2023, Proline menambah lini produk reagen hematologi untuk berbagai merek instrumen hematologi yang banyak digunakan di Indonesia. Produk Proline telah lama terdaftar di e-katalog dan memiliki TKDN lebih dari 40%. Penambahan pabrik baru dengan luas area produksi lebih dari 10.000 m² akan memperbesar kapasitas produksi reagen kimia rutin dan reagen hematologi.

Selain produk yang sudah ada, pabrik baru ini akan menambah lini produk dengan pengembangan berbagai instrumen laboratorium, reagen CLIA (chemiluminescence immunoassay), serta reagen molekular. Proline bekerja sama dengan berbagai perusahaan global dari Jerman, China, Korea, Jepang, Spanyol, dan Amerika dalam produksi dan pengembangan instrumen laboratorium.

Proline juga memproduksi berbagai produk OEM dari partner OEM mereka dengan standar kualitas tinggi. Mereka berkolaborasi dengan berbagai akademisi untuk menghasilkan produk inovatif, salah satunya adalah UPro Porcine Detection Kit, reagen molekular dengan metode RT PCR untuk deteksi DNA babi dalam produk makanan atau produk lain yang dikonsumsi.

Baca Juga: Tragedi Kemanusiaan: Ratusan Ribu Anak Palestina Kekurangan Gizi Akut Akibat Perang

UPro Porcine Detection Kit saat ini adalah satu-satunya produk deteksi halal yang dibuat oleh anak bangsa dengan TKDN mencapai 47%. Produk ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang unggul dan dapat dibeli di e-katalog.

Cristina menambahkan bahwa terdapat peluang besar bagi Proline sebagai produsen alat kesehatan diagnostik in vitro terdepan di Indonesia, terutama dengan adanya dukungan pemerintah terhadap produk lokal serta standar kualitas tinggi yang diterapkan oleh Proline. Proline banyak dicari oleh berbagai industri alat kesehatan global yang ingin berpartner dengan industri lokal.

"Kami optimis dengan standar kualitas tinggi sebagai core value dalam aktivitas bisnis kami, akan tercermin dalam kualitas produk yang kami hasilkan. Ditambah dengan tingginya nilai TKDN produk Proline, kami mampu menunjukkan peran Indonesia sebagai produsen alat kesehatan nasional berstandar global. Kami berharap pencapaian ini mampu membangun kepercayaan pelanggan atas standar mutu dan kualitas unggul yang dimiliki Proline," kata Cristina.

Proline telah memiliki sertifikat ISO 13485:2016 yaitu sertifikat manajemen mutu untuk alat kesehatan, CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) dari Kementerian Kesehatan RI yang menunjukkan bahwa seluruh operasional dan proses produksi memenuhi standar yang ditetapkan. Selain itu, seluruh produk Proline telah memiliki izin edar yang menunjukkan bahwa produk Proline memenuhi persyaratan manfaat, keamanan, dan kualitas sebagai alat kesehatan diagnostik in vitro yang berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .