KONTAN.CO.ID - Dukung penanganan kesehatan mental, Prodia menyediakan layanan untuk pemeriksaan gangguan ini lewat serangkaian tes di laboraturium. Berdasarkan World Mental Health Report 2022 (WHO), pengidap gangguan kesehatan mental di dunia meningkat kala pandemi Covid-19 melanda. Gangguan kesehatan mental yang meningkat signifikan adalah depresi mayor dan gangguan kecemasan. Diperkirakan ada 246 juta jiwa di seluruh dunia untuk depresi mayor, dan 374 juta jiwa untuk gangguan kecemasan. Masing-masing memiliki persentase kenaikan sebesar 28% untuk depresi mayor dan 26% untuk gangguan kecemasan.
Kebanyakan gangguan kesehatan mental menyerang kelompok usia remaja dan dewasa produktif dengan rentang usia 12- 49 tahun. Salah satu penyebabnya adalah ketika pandemi lalu ada penutupan sekolah dan tempat umum, gelombang besar PHK, pembatasan jarak fisik dan sosial, isolasi ketat, dan kecemasan akan terpapar virus Covid-19.
Baca Juga: Mahasiswa Wajib Download, Ini 5 Aplikasi yang Bisa Bantu Tingkatkan Produktivitas Di Indonesia, diperkirakan 1 dari 5 orang mengidap gangguan kesehatan mental, yang diakibatkan oleh efek benturan dan dampak pandemi Covid-19. Mengacu dari jumlah populasi berdasarkan data yang dihimpun BPS tahun 2022, perkiraan pengidap gangguan kesehatan mental di Indonesia setara dengan lebih dari 50 juta jiwa. Indriyanti Rafi Sukmawati,
Business & Marketing Director Prodia, mengatakan, salah satu untuk mengidentifikasi kesehatan mental dengan melakukan pengecekan laboratium. Prodia pun sebagai perusahaan yang memang ahli di bidang ini berusaha menyediakan pemeriksaan kesehatan mental lewat cek laboraturium. Misalnya saja, untuk melihat seseorang kekurangan vitamin D atau tidak. Pasalnya, pasca pandemi, kesadaran masyarakat terhadap kecukupan vitamin D secara signifikan berkurang. Padahal, vitamin D tidak hanya diperlukan pada masa pandemi saja untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam menangkal infeksi virus. Banyak tidak disadari bahwa vitamin D juga berperan dalam menjaga kualitas kesehatan mental.
Baca Juga: Sun Life Donasikan Rp 10 Miliar untuk Dukung Gaya Hidup Sehat bagi Anak Kurang Mampu Indriyanti menyebutkan, Prodia sudah bekerja sama dengan beberapa korporasi untuk pemeriksaan kesehatan mereka ditambah dengan pemeriksaan kesehatan mental pula.
"Sejauh ini produknya masih untuk B2B atau korproasi. Kalau untuk konsumen (non-korporasi masih dipersiapkan), karena perlu kolaborasi dengan psikolog, psikatrer, dokter dan lain-lain. Tapi kami bisa bantu merekomendasikan," kata Indriyanti kepada KONTAN. Lebih lanjut, ia menerangkan, paling tidak Prodia bisa membantu masyarakat untuk lebih
aware dengan kesehatan, terutama kesehatan mental dengan melakukan beragam acara yang bisa diikuti usia produktif yang disebut-sebut punya tingkat stres lebih tinggi. Paling tidak, membantu mereka melawan kecemasan dan membuat lebih
fresh dengan beragam kegiatan di komunitas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Francisca bertha