KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia jasa laboratorium dan perawatan kesehatan (healthcare), PT Prodia Widyahusada Tbk (
PRDA) berupaya melanjutkan lagi realisasi positif kinerja keuangannya pada tahun 2021. Sebagai informasi,
PRDA membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 7,40% (yoy) menjadi Rp 1,87 triliun pada tahun 2020. Setali tiga uang, laba bersih tahun berjalan PRDA tumbuh 27,82% (yoy) menjadi Rp 268,75 miliar di tahun lalu. Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Muliaty mengatakan, pihaknya berharap kinerja pendapatan
PRDA di tahun ini mencapai dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada dasarnya,
PRDA selalu berupaya untuk meningkatkan pendapatan, memaksimalkan produktivitas dan pengendalian biaya, serta fokus pada keunggulan operasional bisnis inti perusahaan dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan, serta keselamatan karyawan dan pelanggan. Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan era kenormalan baru,
PRDA menerapkan strategi “Embracing Future Healthcare” dengan mempercepat penyiapan transformasi digital yang telah menjadi rencana strategis perusahaan sejak beberapa tahun terakhir. Implementasi digital akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan maupun untuk pengembangan sistem operasional
PRDA itu sendiri. “Alhasil kami dapat mempercepat akses layanan dan produktivitas perusahaan,” ujar Dewi, Kamis (8/4).
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) menebar dividen 60% dari laba bersih 2020 Sebagai pelopor pengembangan tes laboratorium,
PRDA terus berinovasi meluncurkan tes baru untuk kepentingan kesehatan pelanggan. PRDA berusaha memastikan proses diagnosa lebih baik melalui pemanfaatan teknologi terbaru dan terus mengikuti perkembangan ilmu laboratorium di dunia, baik pada saat pandemi maupun persiapan kebutuhan di masa pasca pandemi.
PRDA pun mengutamakan pemanfaatan teknologi guna meningkatkan layanan bagi pelanggan di tengah pandemi Covid-19, terutama dalam merespons kebutuhan pelanggan terhadap pemeriksaan Covid-19.
“Kami berkomitmen mempertahankan kinerja mulai dari kualitas layanan di masa pandemi, kinerja operasional dengan standar kualitas Prodia, dan kinerja keuangan, sehingga dapat terus memberikan imbal hasil dan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ungkap Dewi. Lebih lanjut, untuk menunjang kebutuhan bisnis di tahun ini, Manajemen
PRDA menggelontorkan dana capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 250 miliar-Rp 300 miliar. Alokasi capex
PRDA di tahun 2021 dinilai tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu untuk peningkatan kualitas layanan, pengembangan layanan berbasis digital, serta modal kerja untuk relokasi dan renovasi dalam peningkatan kualitas layanan bagi para pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari