Prodia Widyahusada (PRDA) Optimistis Tutup Tahun 2025 dengan Kinerja Positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) optimistis dapat menjaga kinerja positif hingga akhir tahun 2025, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi makro yang masih berfluktuasi.

Direktur Business & Marketing Prodia Widyahusada, Indriyanti Rafi Sukmawati, mengatakan bahwa menjelang akhir tahun 2025 perseroan fokus mempertahankan kinerja melalui pengembangan layanan klinik maupun digital.

“Menjelang akhir tahun 2025, Perseroan terus berupaya mempertahankan kinerja positif pada berbagai strategi pengembangan layanan, baik melalui klinik maupun digital melalui U by Prodia,” ujar Indriyanti, kepada Kontan.co.id, pada Jumat (26/12). 


Prodia menerapkan sejumlah langkah strategis, mulai dari cost efficiency measurement, perluasan strategis lintas regional, hingga pembukaan cabang baru. 

Baca Juga: Transisi Teknologi dan Kebijakan Strategis untuk Masa Depan Industri Baja Nasional

Selain itu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan pendapatan yang berasal dari kontribusi multi-segmen, khususnya segmen B2B dan B2C,,yang turut berkontribusi terhadap kenaikan volume tes pada kuartal IV-2025.

Dari sisi layanan, perseroan meluncurkan inovasi terbaru berupa Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC), yang menggunakan teknologi terkini berbasis mass spectrometry dan chromatography untuk mendalami kondisi tubuh dan mendeteksi tanda-tanda penyakit lebih dini. 

“Dengan dukungan teknologi canggih tersebut, kami optimis dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih komprehensif untuk masyarakat di berbagai wilayah,”  tuturnya. 

Pada kuartal IV-2025, Prodia juga memperkuat fokus pada pasar korporasi tanpa mengesampingkan pelanggan individu, dengan menawarkan berbagai program kesehatan. 

Namun demikian, PRDA mengakui adanya sejumlah tantangan yang berpotensi menekan kinerja hingga akhir tahun. Salah satunya kondisi ekonomi makro yang masih berfluktuasi membuat sebagian besar masyarakat menggeser prioritas expenses-nya pada belanja kesehatan. 

Meski begitu, Prodia melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk memperkuat nilai tambah perusahaan melalui inovasi dan digitalisasi layanan.

Dari sisi belanja modal atau capital expenditure (Capex), hingga 30 September 2025, Prodia telah merealisasikan dana capex hampir mencapai Rp 100 miliar. 

Alokasi capex tersebut mencakup kegiatan rehabilitasi dan renovasi sejumlah outlet, kebutuhan relokasi, peningkatan kualitas serta kapasitas operasional laboratorium, dan pengembangan infrastruktur serta sistem teknologi informasi. 

Dengan kondisi keuangan yang dinilai sehat dan strategi bisnis yang berjalan sesuai rencana, manajemen optimistis tren kinerja positif dapat dipertahankan hingga tutup tahun.

“Dengan strategi bisnis yang telah dijalankan serta kondisi keuangan Perseroan yang sehat, Perseroan optimis dapat mempertahankan tren kinerja yang baik hingga akhir tahun 2025,” pungkas Indriyanti.

Baca Juga: Petrosea (PTRO) Beberkan Progres Jasa Tambang PBP, Overburden Tembus 7,2 Juta BCM

Selanjutnya: Platform AI Megarock Berpotensi Dongkrak Margin Metrodata (MTDL), Ini Kata Analis

Menarik Dibaca: Samsung Galaxy Tab A11, Tablet Terbaik dengan RAM 8 GB & Penyimpanan hingga 2TB!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News