KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki jumlah perokok tertinggi di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia setelah China dan India. Untuk mengatasi epidemi tersebut, konsep pengurangan bahaya tembakau melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, dan kantong nikotin, dinilai dapat menjadi solusi baru. Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran (Unpad) Ardini Raksanagara menjelaskan pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi angka perokok, salah satunya dengan mendorong penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), namun meski sudah diterapkan, cara tersebut belum terlalu efektif.
Produk alternatif bisa tekan jumlah perokok, begini penjelasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki jumlah perokok tertinggi di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia setelah China dan India. Untuk mengatasi epidemi tersebut, konsep pengurangan bahaya tembakau melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, dan kantong nikotin, dinilai dapat menjadi solusi baru. Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran (Unpad) Ardini Raksanagara menjelaskan pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi angka perokok, salah satunya dengan mendorong penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), namun meski sudah diterapkan, cara tersebut belum terlalu efektif.