Produk baru akan jadi faktor pendongkrak kinerja Sido Muncul (SIDO) ke depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah meluncurkan 14 produk baru sepanjang paruh pertama tahun ini. Produk baru tersebut berupa suplemen berbasis herbal, minuman kesehatan, hingga berbagai vitamin.

Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengatakan, inovasi dan peluncuran produk baru yang dilakukan SIDO akan menjadi katalis positif ke depan. Ia menilai, produk-produk tersebut kelak dapat meningkatkan volume penjualan SIDO, khususnya pada segmen herbal dan suplemen kesehatan.

“Inovasi ini juga dirasa berguna untuk memperluas pangsa pasar SIDO, terutama untuk segmen kelas menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan beberapa produk tersebut memiliki harga jual produk yang relatif lebih tinggi,” jelas Putu kepada Kontan.co.id, Rabu (14/10).


Setali tiga uang, kepala riset Kresna Sekuritas Robertus Hardy menyebut, peluncuran produk baru tersebut jelas memberi dampak positif. Tak hanya itu, Robertus menilai, ke depan SIDO juga akan diuntungkan oleh salah satu ekspansi bisnis yang saat ini sudah setengah jalan. 

Baca Juga: Sudah meluncurkan 10 suplemen, Sido Muncul (SIDO) kembangkan suplemen bentuk soft gel

“SIDO sedang dalam tahap peningkatan utilisasi pabrik cairan obat dalam yang sekarang baru mencapai 50%. Langkah ini dan peluncuran produk baru tentu berpeluang mengerek kinerja SIDO ke depan,” tambah Robertus.

SIDO di masa awal penyebaran virus corona justru berhasil mencatatkan perbaikan kinerja pada semester I-2020. Dari segi pendapatan, SIDO berhasil membukukan kenaikan 3,5% secara year on year (yoy) dari Rp 1,40 triliun menjadi Rp 1,46 triliun. Sementara laba bersih berhasil naik 11% yoy menjadi Rp 414 miliar.

Robertus mengatakan, SIDO berhasil menekan operating expenses yang pada akhirnya berdampak pada naiknya operating profit margin dari 33,7% menjadi 34,8%. Di sisi lain, lebih rendahnya effective tax rate juga membuat laba bersih SIDO naik dari 26,5% menjadi 28,3%.

Lebih lanjut, pada paruh pertama tahun ini, segmen Food & Beverages (F&B) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan paling tinggi, yakni 16,3% secara yoy. 

Kenaikan ini didorong oleh lonjakan penjualan minuman bubuk Vitamin C-1000 dan minuman jahe yang permintaannya naik selama pandemi. Dus, pertumbuhan divisi F&B melebihi divisi herbal dan suplemen yang terpukul akibat melemahnya ekspor.

Baca Juga: Perhatikan rekomendasi saham PGAS, BEST, dan SIDO untuk Kamis (10/9)

“Mempertimbangkan SIDO saat ini menawarkan berbagai macam produk kesehatan yang tengah memiliki permintaan tinggi, kami melihat model bisnis SIDO adalah salah satu yang dapat menjaga profitabilitas di tengah kondisi pandemi saat ini,” ujar Robertus.

Oleh karena itu, Robertus merekomendasikan buy saham SIDO dengan target harga Rp 1.510 per saham dengan potensi kenaikan harga mencapai 22%.  Adapun, PER SIDO diperkirakan bisa mencapai 27,4 kali pada tahun ini dan sebesar 25,9 kali untuk tahun depan. Sementara untuk PBV-nya diprediksi 7,3 kali dan 7,1 kali pada tahun 2020 dan 2021.

Di sisi lain, menurut Robertus, harga saham SIDO tersebut tidak premium untuk perusahaan dengan rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) 95% selama enam tahun terakhir. 

Selanjutnya: Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) akan stock split, ini jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi