SURABAYA. Potensi pasar es krim yang besar membuat produsen es krim Tanah Air gencar meluncurkan produk baru. Sebut saja PT Campina Ice Cream Industry yang terkenal dengan merek Campina. Dengan menghadirkan produk baru, Campina menargetkan pertumbuhan penjualan dobel digit tahun ini. Berbeda dengan tahun lalu, Campina hanya mampu membukukan pertumbuhan penjualan satu digit saja. "Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi memang agak lambat. Sehingga kami sebagai produsen es krim, kami juga terkena imbasnya," kata Adji tanpa menyebutkan detailnya di Surabaya, Rabu (22/2). Dengan proyeksi pertumbuhan penjualan dobel digit tahun ini, Campina berharap bisa memperbesar pangsa pasarnya yang saat ini mencapai 25%. Untuk itu, Campina akan meluncurkan produk baru yang menyasar semua segmen pasar es krim.
Adapun produk terbaru yang ditawarkan Campina bernama Happy Cow yang akan menyasar pasar anak-anak. "Anak-anak adalah market terbesar kami," terang Adji. Selain anak-anak, Campina memiliki produk es krim yang juga menyasar konsumen dewasa dan keluarga. Tak sekadar memperkaya variasi produk, Campina berusaha meningkatkan jangkauan distribusinya. Untuk itu, Campina akan membangun pabrik di daerah Karawang, Jawa Barat sebagai pabrik keduanya. Adapun pabrik pertama beroperasi di daerah Rungkut, Surabaya yang memiliki kapasitas produksi 18 juta liter per tahun. Meskipun belum ketahuan kapan pabrik beroperasi, Sukaryono,
Public Affairs Officer Campina bilang, pabrik tersebut akan menempati lahan seluas empat hektare dengan kapasitas produksi empat kali lebih besar dari pabrik di Surabaya. Dengan hadirnya pabrik baru tersebut, Campina menargetkan leluasa menjangkau konsumen mereka yang ada di daerah Sumatera dan Kalimantan. Bahkan, tak menutup kemungkinan, pabrik baru mereka bisa ekspansi ke pasar global. Dalam proyeksi Adji, jika pabrik es krim di Karawang beroperasi secara penuh, pihaknya bisa melakukan penetrasi pasar ke Asia Tenggara. Selain pabrik, Campina juga menambah distributor di Indonesia timur. "Kami telah menjalin kerjasama dengan distributor di Maluku dan Papua," kata Adji. Wall's masih memimpin Pemain lain yang berusaha melumerkan pasar es krim adalah Unilever, yang terkenal dengan merek Wall's. Rencana pengembangan bisnis Walls disampaikan Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk. "Penting bagi kami mengembangkan produk, baik dari jenis maupun jaringan distribusi, kata Sancoyo. Akan tetapi, pengembangan bisnis es krim penuh dengan tantangan yang bisa dibilang lebih berat dengan produk konsumen lainnya. Es krim perlu inovasi agar konsumen tidak bosan" terang Sancoyo.
Terkait persaingan yang kian ketat, Sancoyo tidak mengkhawatirkannya. Asal tahu saja, pada kuartal ke-IV 2016 lalu, Wings Grup resmi masuk pasar es krim dengan meluncurkan Glico Wings. Bagi Sancoyo, meskipun kompetitor bertambah, produksinya belum mampu memenuhi pasar es krim Indonesia yang berukuran jumbo. Maka itu, Unilever berencana meluncurkan produk baru yang menyasar segmen pasar anak-anak, keluarga, maupun remaja dan dewasa. "Kami berupaya penetrasi ke semua target pasar," kata dia. Sebagai gambaran, Wall's yang telah beroperasi 25 tahun di Indonesia berhasil menggenggam pangsa pasar es krim terbesar sekitar 68%. Kontribusi Wall's pada penjualan Unilever cukup besar. Merujuk pemberitaan KONTAN sebelumnya, penjualan es krim berkontribusi sampai 15% dari total penjualan yang dibukukan emiten berkode saham UNVR tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie