KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan produk Dana Investasi Real Estat (DIRE) di Indonesia masih lamban. Hal ini tercermin dari minimnya peluncuran produk DIRE baru dari manajer investasi. Hingga saat ini baru ada dua produk DIRE yang meluncur. Terbaru, PT Ciptadana Asset Management kembali meluncurkan DIRE dengan tajuk DIRE Ciptadana Properti Perotelan Padjajaran (DIRE Padjajaran). Sebelumnya di 2012 hingga saat ini baru Ciptadana Asset Management yang memiliki produk DIRE dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Produk DIRE Ciptadana yang pertama adalah DIRE Ciptadana Properti Ritel Indonesia dengan aset portofolio Solo Grand Mall, sebuah mal ritel yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah.
"DIRE di Indonesia masih perlu waktu untuk dapat lebih berkembang dan dikenal karena masih banyak investor yang belum memahami karakteristik dari DIRE," kata Paula Rianty Komarudin, Direktur Utama Ciptadana Asset Management, Rabu (9/1).
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, produk DIRE masih terbatas karena manajer investasi kesulitan mencari
underlying aset yang bisa memberikan imbal hasil tinggi. "DIRE menarik dimiliki bila bisa memberikan imbal hasil 2%-3% di atas deposito," kata Wawan. Namun, tantangannya saat ini adalah suku bunga dalam tren tinggi, sehingga manajer investasi harus mencari aset properti yang bisa memberikan imbal hasil tinggi pula. Meski begitu, Paula masih melihat adanya potensi produk DIRE di Indonesia masih sangat positif. Charisma Siasi Direktur Marketing PT Ciptadana Asset Management menambahkan, potensi DIRE untuk berkembang saat ini sudah semakin didukung oleh pemerintah, dengan memberi relaksasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) dari 5% menjadi maksimal 1% bagi tanah dan bangunan yang menjadi aset DIRE (Dana Investasi Real Estate). Meski sektor properti saat ini masih cenderung lesu, Charisma optimis sektor properti bisa membaik seiring dengan perkembangan DIRE. "Melalui DIRE ini jadi alternatif untuk investor memiliki aset properti, secara tidak langusng DIRE turut menunjang sektor properti di Indonesia," kata Charisma. Ke depan tidak menutup kemungkinan Ciptadana akan kembali meluncurkan DIRE selama pasokan properti dan permintaan pasar mendukung.
Wawan menambahkan, DIRE cocok dimiliki investor yang memang memiliki investasi di properti. Sebelum membeli DIRE baiknya, investor menyiapkan strategi penjualan instrumen yang memiliki risiko likuiditas cukup tinggi ini. "Kalau butuh dana cepat, belum tentu bisa langsung dijual, karena paling tidak MI harus bisa menjual aset ke investor lainnya dulu, investor harus siap dengan risiko ini dan menyiapkan strategi exit," kata Wawan. Saat launching di 27 Desember 2018,DIRE Padjajaran ini menerima 104 investor untuk mengikuti investasi awal. Charisma mengatakan mayoritas investor berasal dari investor ritel. Kini, tim Ciptadana Asset Management sedang menyiapkan untuk melisting DIRE ini ke Bursa Efek Indonsia pada akhir bulan ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli