Produk Erajaya makin variatif



JAKARTA. Bisnis perangkat telekomunikasi cukup subur di Indonesia. Hasil riset Frost &Sullivan, lembaga konsultan dan analisis bisnis internasional di 2011 juga menyatakan pasar selular paling potensial di Asia Tenggara. Tak hanya itu, riset mereka juga menyebut, Indonesia merupakan pasar nirkabel terbesar ketiga di Asia, dalam jumlah pembeli telepon seluler (ponsel).

Pasar komunikasi selular di Indonesia tumbuh cukup cepat di dunia. Sebab, Indonesia mempunyai jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Kelas menengah di Indonesia juga tumbuh cukup cepat. Akibatnya, permintaan smartphone dan produk-produk kaya fitur cepat diserap.

PT Erajaya Swasembada Tbk menangkap peluang tersebut cukup bagus. Perusahaan distributor, sekaligus pengecer produk ponsel ini terus menambah ragam hak distribusi.


Hingga 2011, Erajaya mengantongi hak distribusi Sony Ericsson, HTC Dell, Huawei, Nokia, Motorola,LG, Blackberry, Accer dan Samsung. Erajaya mengakuisisi distributor resmi merek ponsel Blackberry untuk mengurangi ketergantungan terhadap master dealer dan prinsipal merek dan, PT Teletama Artha Mandiri (TAM).

Agar makin ekspansif, Erajaya melepas saham perdana sebanyak 920 juta saham. Ini setara dengan 31,7% dari modal disetor. Aksi initial public offering (IPO) mereka lakukan pada Desember 2011. Harga pelaksanaan IPO Rp 1.000 per saham. Artinya, emiten berkode ERAA ini berhasil meraup dana senilai Rp 920 miliar.

Kian ekspansif

Pasca IPO, ERAA makin giat menambah cengkeraman di pasar smartphone dalam negeri. Melalui anak usahanya, PT Data Citra Mandiri, Erajaya mengakusisi gerai resmi produk Apple di Indonesia, IBox pada tahun lalu.

Erajaya juga melebarkan sayap dengan mengakuisisi 30% perusahaan penyedia content, PT Inovedia Magna Global yang dimiliki Kingsville Union Ltd. Salah satu produk yang dikeluarkan Inovedia adalah picmix, sebuah aplikasi edit foto untuk Blackberry.

Sekretaris Perusahaan ERAA, Syaiful Hayat, mengatakan membeli Inovedia seharga Rp 750 juta pada 3 Oktober 2012. Syaiful menyebut, ini adalah langkah strategis Sebab, prospek bisnis content provider masih cerah. Apalagi, penggunaan smartphone cukup meluas. "Kami percaya dalam jangka panjang bisnis ini bisa memberikan keuntungan besar bagi perusahaan," tutur dia.

Aksi tersebut membuat para analis kian yakin, perusahaan ini masih terus bertumbuh. Para analis menghitung, pendapatan Erajaya sepanjang 2012 bisa naik 69,5% menjadi Rp 11,7 triliun. Padahal sampai kuartal III tahun 2012, pendapatan ERAA mencapai Rp 9,6 triliun.

Erajaya juga yakin pendapatan di tahun 2012 akan makin kinclong. Perusahaan bahkan merevisi target pendapatan. "Kami mengubah target penjual seiring naiknya adanya tambahan gerai IBox," tutur Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing dan Komunikasi Erajaya. Sebelumnya, proyeksi pendapatan Erajaya Rp 10,8 triliun naik menjadi Rp 12,5 triliun.

Laba bersih juga diperkirakan naik. Hanya saja angkanya masih belum bisa dipaparkan karena masih dalam perhitungan.

Menurut Djatmiko di tahun 2013, Erajaya akan tetap fokus memperkuat bisnis utama yaitu di bidang perdagangan ponsel. Rencanannya, pada tahun ini mereka akan membuka 60-70 gerai Erafone dan 35 gerai IBox. Dengan tambahan tersebut, secara keseluruhan perusahaan akan memiliki 500 gerai yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia.

Djatmiko bilang, mereka bahkan sudah menyediakan belanja modal alias capital expenditure senilai Rp 98 miliar - Rp 100 miliar untuk merealisasikan ekspansi tersebut. "Dananya akan diambil dari kas perusahaan," tutur dia, Jumat (4/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana