Produk Impor Kuasai Pasar Laptop Tanah Air, Begini Tanggapan Zyrexindo (ZYRX)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar laptop di Indonesia saat ini dikuasai oleh produk-produk dari impor, bahkan sekitar 80% produk laptop yang dipasarkan di Indonesia adalah produk impor.

Emiten produsen perangkat teknologi dan laptop, PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) menyatakan kondisi pasar laptop di Indonesia memang masih didominasi oleh produk impor.

Sekretaris Perusahaan Zyrexindo Evan Jordan mengatakan, kondisi tersebut karena tidak bisa dipungkiri tingkat kepercayaan masyarakat terhadap merek laptop asing masih lebih tinggi dibandingkan merek Indonesia.


"Oleh karena itu, untuk dapat bersaing dengan latop merek asing, maka produsen laptop merek Indonesia memiliki PR untuk membuktikan bahwa laptop merek Indonesia memiliki kualitas yang melampaui merek asing secara teknologi, daya tahan, maupun after sales service dengan harga yang masuk akal," kata Evan saat dihubungi KONTAN, Senin (29/1).

Baca Juga: Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX) Bidik Kenaikan Pendapatan hingga 30% Tahun Ini

Tentunya, lanjut dia, untuk mencapai hal tersebut memerlukan sumber daya yang cukup. "Bagaimana untuk mendapatkan sumber daya yang cukup jika masyarakat belum memiliki tingkat kepercayaan yang cukup terhadap laptop merek Indonesia?," ungkapnya.

Evan menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah tepat dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pemerintah harus memulai terlebih dahulu untuk menggunakan produk dalam negeri. Dengan demikian, pemerintah terlebih dahulu menjadi patron untuk masyarakat mencinta produk dalam negeri dan menghasilkan multiplier effect ke berbagai aspek.

Selain itu, kata Evan, ketika pemerintah membeli laptop merek Indonesia, tentu akan memberikan stimulus kepada produsen dalam negeri untuk dapat berinovasi dan mengembangkan produk yang akhirnya dapat menawarkan produk dengan kualitas dan harga yang dapat bersaing dengan merek asing. 

Evan memandang apabila tidak ada stimulus dari pemerintah, maka produsen laptop dalam negeri sebagai produsen laptop merek Indonesia tetap akan berupaya untuk memberikan produk dengan kualitas dengan harga yang terbaik untuk masyarakat.

"Hanya saja, pertumbuhan dan inovasi yang dapat kami lakukan pasti tidak akan secepat jika ada stimulus dari pemerintah dan pastinya sulit untuk mendominasi pasar dengan produk merek Indonesia," pungkas Evan.

Sebagai informasi, ZYRX memasang target optimistis tahun ini. Produsen laptop merek Zyrex ini menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 25% sampai  30% hingga akhir tahun. Adapun rasio pertumbuhan laba bersih akan dijaga di rentang 8%-10%.

Menurut ZYRX, tahun politik tidak terlalu berdampak terhadap penjualan ZYRX lantaran sebagian besar pelanggan ZYRX adalah perusahaan atau lembaga yang tidak dipengaruhi dengan iklim politik.

 
ZYRX Chart by TradingView

Walaupun penjualan PC dan laptop sempat menurun secara global pada 2022, ZYRX menilai prospek penjualan laptop di Indonesia masih akan terus bertumbuh. Hal ini mengingat tingginya tingkat kepercayaan konsumen di Indonesia, ditambah dukungan pemerintah terhadap produk yang memiliki Tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Untuk merealisasikan target ini, ZYRX akan menjalin kerjasama dengan distributor-distributor baru, meningkatkan brand awareness, dan meluncurkan produk- produk baru yang sesuai kebutuhan pasar,  baik di segmen Business-to-Consumer (B2C), Business-to-business (B2B), dan Business-to-government (B2G).

Tahun ini ZYRX menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 20 miliar. Capex ini akan digunakan untuk perluasan gudang dan fasilitas produksi. Capex akan dibiayai menggunakan kas internal dan dengan fasilitas bank.

Per akhir kuartal III-2023, ZYRX membukukan pendapatan Rp 230,78 miliar, naik 22,54% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu di angka Rp 188,32 miliar. Seluruh penjualan perangkat ZYRX dijual ke pasar dalam negeri.

Adapun nilai pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan yakni kepada PT Indomarco Prismatama senilai Rp 56,90 miliar dan PT Dragon Computer & Communication senilai Rp 54,77 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .