JAKARTA. Suplai bahan baku susu dari luar negeri masih diandalkan sejumlah produsen susu. PT Frisian Flag Indonesia, misalnya, meraih peningkatan omzet di atas 10% pada kuartal I tahun ini dibandingkan periode sama tahun lalu. Sebanyak 75% bahan diborong dari New Zealand dan Australia. Corporate Communication Manager PT Frisian Flag Indonesia, Anton Susanto, bilang, produk yang dihasilkan peternak sapi dalam negeri masih terbatas. "Peternak sapi di Indonesia cuma bisa memelihara tiga ekor sapi perah, di luar negeri bisa ribuan," kata Anton, Jumat (27/5). Dari peternak lokal PT Frisian menyuplai susu cair segar. Sementara dari luar negeri tak hanya susu cair, tapi juga bahan baku, misalnya bubuk. Saat ini perusahaan berusia 9 dekade itu bermitra dengan 23 ribu peternak sapi. Dalam sehari disuplai 470 ton bahan baik susu cair segar maupun bubuk. Menurut Anton, untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat, sapi milik peternak harus terjamin kesehatannya, kebersihannya, dan ladangnya. "Baru-baru ini kami menaikkan harga jual Rp 100 tiap kemasan. Itu sebagai insentif bagi peternak supaya kualitas produk terjaga dan terutama volume produksi meningkat," terang Anton. Banyak bahan baku yang tidak ada di Indonesia, terutama yang memenuhi kebutuhan 400 nutrisi. Padahal, keluh Anton, masih banyak anak Indonesia mengalami kekerdilan akibat kekurangan protein. Frisian Flag menghadirkan tiga varian produk. Anton memaparkan susu kental manis tetap memberi kontribusi terbesar terhadap penjualan, yaitu 2/3 dari total omzet. Selebihnya susu bubuk dan susu cair. Susu bubuk mulai dari susu bayi, pertumbuhan, hingga dewasa. Sementara susu kental manis, Anton mengklaim, paling diminati seluruh lapisan masyarakat. "Belakangan susu cair makin tumbuh positif, konsumen suka karena tak perlu diolah lagi. Penjualannya tahun ini sudah mencapai 30%," jelas Anton. Anton yakin bisnis susu takkan lesu di Indonesia. Selain karena kebutuhan masyarakat, juga membaiknya daya beli orang Indonesia. Tahun lalu total omzet PT Frisian Flag Indonesia melesat 15%-20% dibandingkan 2009. Ditargetkan tahun ini kembali meningkat 20% dari tahun lalu. Naiknya omzet bisnis susu juga dirasakan PT Sari Husada. Corporate Affairs & Legal Director Yeni Fatmawati PT Sari Husada mengaku pada kuartal I tahun ini penjualan melaju hingga 30% dari periode sama tahun lalu. Saat ini PT Sari Husada konsisten pada target konsumen ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia sampai 6 tahun. "Tidak ada rencana peningkatan impor bahan baku," ucap Yeni. Saat ini 70% bahan baku susu merek Sari Husada diimpor dari New Zealand dan Aussie. Sementara 30% lagi dari mitra peternak di Jawa Tengah dan Yogyakarta. "Kami masih mengutamakan produk kami sebagai produk susu bernutrisi, sejauh ini yang paling mendongkrak penjualan susu pertumbuhan," pungkas Yeni.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produk impor masih dongkrak omzet perusahaan susu
JAKARTA. Suplai bahan baku susu dari luar negeri masih diandalkan sejumlah produsen susu. PT Frisian Flag Indonesia, misalnya, meraih peningkatan omzet di atas 10% pada kuartal I tahun ini dibandingkan periode sama tahun lalu. Sebanyak 75% bahan diborong dari New Zealand dan Australia. Corporate Communication Manager PT Frisian Flag Indonesia, Anton Susanto, bilang, produk yang dihasilkan peternak sapi dalam negeri masih terbatas. "Peternak sapi di Indonesia cuma bisa memelihara tiga ekor sapi perah, di luar negeri bisa ribuan," kata Anton, Jumat (27/5). Dari peternak lokal PT Frisian menyuplai susu cair segar. Sementara dari luar negeri tak hanya susu cair, tapi juga bahan baku, misalnya bubuk. Saat ini perusahaan berusia 9 dekade itu bermitra dengan 23 ribu peternak sapi. Dalam sehari disuplai 470 ton bahan baik susu cair segar maupun bubuk. Menurut Anton, untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat, sapi milik peternak harus terjamin kesehatannya, kebersihannya, dan ladangnya. "Baru-baru ini kami menaikkan harga jual Rp 100 tiap kemasan. Itu sebagai insentif bagi peternak supaya kualitas produk terjaga dan terutama volume produksi meningkat," terang Anton. Banyak bahan baku yang tidak ada di Indonesia, terutama yang memenuhi kebutuhan 400 nutrisi. Padahal, keluh Anton, masih banyak anak Indonesia mengalami kekerdilan akibat kekurangan protein. Frisian Flag menghadirkan tiga varian produk. Anton memaparkan susu kental manis tetap memberi kontribusi terbesar terhadap penjualan, yaitu 2/3 dari total omzet. Selebihnya susu bubuk dan susu cair. Susu bubuk mulai dari susu bayi, pertumbuhan, hingga dewasa. Sementara susu kental manis, Anton mengklaim, paling diminati seluruh lapisan masyarakat. "Belakangan susu cair makin tumbuh positif, konsumen suka karena tak perlu diolah lagi. Penjualannya tahun ini sudah mencapai 30%," jelas Anton. Anton yakin bisnis susu takkan lesu di Indonesia. Selain karena kebutuhan masyarakat, juga membaiknya daya beli orang Indonesia. Tahun lalu total omzet PT Frisian Flag Indonesia melesat 15%-20% dibandingkan 2009. Ditargetkan tahun ini kembali meningkat 20% dari tahun lalu. Naiknya omzet bisnis susu juga dirasakan PT Sari Husada. Corporate Affairs & Legal Director Yeni Fatmawati PT Sari Husada mengaku pada kuartal I tahun ini penjualan melaju hingga 30% dari periode sama tahun lalu. Saat ini PT Sari Husada konsisten pada target konsumen ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia sampai 6 tahun. "Tidak ada rencana peningkatan impor bahan baku," ucap Yeni. Saat ini 70% bahan baku susu merek Sari Husada diimpor dari New Zealand dan Aussie. Sementara 30% lagi dari mitra peternak di Jawa Tengah dan Yogyakarta. "Kami masih mengutamakan produk kami sebagai produk susu bernutrisi, sejauh ini yang paling mendongkrak penjualan susu pertumbuhan," pungkas Yeni.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News