Produk jamu dan suplemen herbal Indonesia makin diminati masyarakat Nigeria



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk jamu dan suplemen herbal Indonesia makin diminati masyarakat Nigeria. Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos meyakini ekspor produk jamu asal Indonesia akan semakin meroket dan sangat menjanjikan di masa depan. 

“Menurut data Trademap, di Nigeria, Indonesia merupakan salah satu penyuplai produk jamu ke-15. Nigeria merupakan importir jamu terbesar di Kawasan Afrika Barat yang mencapai US$ 1,3 juta di tahun 2020. Semoga tahun ini dan tahun yang akan datang, ekspor herbal ke Nigeria akan semakin meningkat,” ujar Kepala Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag RI Heriyono Hadi Prasetyo, Kamis (22/7).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Kemendag, untuk kategori jamu dan suplemen herbal, Indonesia merupakan pengekspor jamu ke-18 di dunia. Total nilai ekspor jamu Indonesia ke dunia pada tahun 2021 mencapai US$ 41,5 juta atau meningkat 10,96 persen dibandingkan tahun 2019. Tren ekspor alat kesehatan Indonesia terus tumbuh sebesar 7,8 persen per tahun selama beberapa tahun terakhir (2016–2020). 


Baca Juga: Martina Berto (MBTO) klaim pertumbuhan penjualan daring 45% tahun ini

“Jamu dan suplemen herbal Indonesia merupakan produk yang sangat dicari masyarakat Nigeria, khususnya Nigeria bagian utara. Kami berharap ke depannya akan semakin banyak lagi UKM  produk jamu dan suplemen herbal dari Indonesia yang masuk ke pasar Nigeria dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Nigeria, termasuk UKM binaan PPEI,” ujar Heriyono.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Industri, Investasi, Hak Cipta, dan Inovasi Asosiasi Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia (GP Jamu) Jony Yuwono menyatakan produk jamu dan suplemen herbal Indonesia dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami yang sudah lolos uji kelayakan dan menggunakan teknologi terkini namun tetap warisan budaya turun temurun yang dilestarikan Indonesia. 

Selanjutnya: Begini langkah Sido Muncul (SIDO) atasi hambatan distribusi selama PPKM Darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .