Produk mikro Jiwasraya di LinkAja laris manis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fintek Karya Nusantara sebagai pemegang izin operasional uang elektronik LinkAja turut menjual produk asuransi mikro PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Chief Marketing Officer LinkAja Edward K Suwignjo menyatakan produk Jiwasraya itu merupakan asuransi penyakit demam berdarah.

Ia mengaku produk yang telah dijual sejak Februari 2019 lalu itu banyak peminat terutama saat musim demam berdarah. Ia menyatakan premi produk itu dibanderol senilai Rp 10.000 dengan nilai pertanggungan atau manfaat hingga Rp 3 juta.

Baca Juga: Tak mau kalah dari fintech, bank genjot kredit online


“Jiwasraya memang ada produknya, ini banyak yang beli waktu musim penyakit demam berdarah kemarin. Mulai banyak yang sadar ambil proteksi itu. Produk Jiwasraya masih bisa berkembang lebih jauh. Jadi mereka masuk di menu asuransi di tempat kami,” ujar Edward di Jakarta pada Jumat (17/1).

Sebelumnya Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengaku terus melakukan upaya penyehatan kondisi keuangan perusahaan. Ia bilang Jiwasraya terus melakukan penghematan. Juga mengatur aliran kas atau cash flow dari premi reguler secara ketat.

“Tetap menjual produk-produk ritel yang bersifat proteksi. Selain itu menjual unitlink sambil menunggu proses dari strategis partner. Holding untuk nantinya secara bertahap membayar kewajiban,” ujar Hexana kepada Kontan.co.id.

Selain itu, Jiwasraya tahun lalu telah menjadi pemegang saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang mengelola uang digital LinkAja. Hexana menyebut Jiwasraya mengampit kepemilikan 1% saham LinkAja.

“LinkAja menjadi payment gateway. Juga menjadi market place untuk penjual produk-produk digital Asuransi Jiwasraya,” jelas Hexana.

Baca Juga: Jurus Jiwasraya agar bisa bertahan, berhemat hingga kantongi 1% saham LinkAja

Selain Jiwasraya, perusahaan asuransi lainnya juga turut meramaikan berjualan di platform uang elektronik pelat merah itu.  Edward menyebut Tokyo marine, BRI Life, Jasa Raharja, dan AXA juga memasarkan produk di platform tersebut. Mulai dari asuransi penundaan penerbangan hingga gadget.

“Ini sebenarnya kita buka seperti market place aja, siapa yang punya produk bisa. Kita belum benar-benar fokus saat ini untuk asuransi. Cuma paling besar pembayaran BPJS Kesehatan angkanya tiap bulan naik terus,” pungkas Edward.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi