Produk ponsel lokal siap isi 20% pasar



JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) menargetkan impor ponsel tahun ini turun. Pasalnya, produksi dalam negeri meningkat. Setidaknya, 20% dari permintaan ponsel di tahun 2014 akan disuplai oleh buatan lokal.

Tahun lalu, permintaan ponsel di dalam negeri sebanyak 60 juta unit. Sebanyak 95% atau sekitar 57 juta unit dipenuhi dari impor. Sementara, produksi dalam negeri hanya menyumbang 5%. Jumlah ini setara dengan 3 juta unit. 

Pada 2014, produksi ponsel diharapkan sesuai dengan kapasitas terpasang sekitar 500.000 unit sampai 600.000 unit per bulan. "Setahun, produksi nasional bisa mencapai 5 juta sampai 6 juta ponsel," ujar Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kemperin, Selasa (6/5).


Budi yakin produksi dalam negeri meningkat karena di tahun ini, Indonesia akan kedatangan investor yang siap untuk membangun pabrik pembuatan ponsel.

Salah satu investor yang dipastikan untuk membuka pabrik tahun ini adalah Haier. Perusahaan asal China ini siap menginvestasikan US$ 800.000 untuk mendirikan pabrik perakitan ponsel di Cikarang, Jawa Barat.

Selain Haier, ada pula investor asing asal Amerika Serikat yaitu Jabil, yang sedang menjajaki pembukaan pabrik di Indonesia. Perusahaan komponen elektronik asal Amerika Serikat ini akan menginvestasikan dana sekitar US$ 60 juta untuk investasi awal dan pembukaan pabrik di Indonesia.

Utilitas pabrik naik

Saat ini, baru ada empat pabrik perakitan ponsel, yakni Polytron, Advan, Evercoss, dan Mito. PT Polytron berniat untuk meningkatkan utilitas pabriknya. Saat ini, Polytron memiliki dua lini produksi. Masing-masing lini produksi mempunyai kapasitas terpasang 100.000 unit per bulan atau 2,4 juta unit per tahun. Namun, dari kapasitas terpasang ini, utilitas pabrik Polytron baru 30%. Satu lini memproduksi ponsel 30.000 unit per bulan.

Santo Kadarusman, Public Relation and Marketing Event Manager PT Hartono istana Teknologi mengatakan, produksi akan naik jika permintaan meningkat. "Semoga kapasitas produksi kami bisa terpakai maksimal hingga 2,4 juta setahun," kata Santo.

Menurut Santo, untuk mendongkrak industri ponsel, pemerintah harus berkomitmen terhadap kebijakan pajak barang mewah (PPnBM). Santo memproyeksikan, PPnBM akan memacu produsen lokal untuk menggeber produksinya dan menurunkan impor.

Selain Polytron, merek lain yang juga mengerek produksinya adalah Advan. PT Arga Mas Lestari, pemilik merek Advan memiliki pabrik berkapasitas 50.000 unit per bulan untuk memproduksi sabak digital (tablet) dan ponsel. Di bulan Mei, perusahaan berencana supaya kapasitas produksinya naik menjadi 100.000 unit per bulan.

Sementara itu, pabrik perakitan ponsel milik Mito Mobile di Tangerang siap beroperasi pada pertengahan tahun ini. Adapun kapasitas terpasang produksinya bisa mencapai 1 juta unit per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie