JAKARTA. Tiga reksadana penyertaan terbatas (RDPT) siap meluncur ke pasar dalam waktu dekat ini. Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fakhri Hilmi menjelaskan, saat ini, regulator tengah memproses izin tiga produk terbaru RDPT. Fakhri menjelaskan, ketiga permohonan RDPT tersebut memiliki aset dasar berupa usaha di sektor riil. "Namun, belum dapat disebutkan secara rinci karena izinnya belum keluar. Nanti, kalau sudah keluar akan kami umumkan," ujar Fakhri, akhir pekan lalu. Untuk produk RDPT, regulator baru memperbolehkan manajer investasi (MI) menginvestasikan dana di sektor riil. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran Bapepam-LK ke para MI. Aturan yang terbit di 2010 itu melarang penerbitan RDPT dengan aset dasar di luar sektor riil. Aturan itu bermaksud mendukung perkembangan sektor riil.
Tapi sebenarnya mulai 2011 lalu, Bapepam LK telah menggodok revisi peraturan IV.C.5 tentang reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas alias RDPT. Dalam revisi tersebut, aset dasar RDPT bakal semakin bervariasi karena MI tak hanya boleh menempatkan dana pada sektor riil tapi juga bisa berinvestasi pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan portofolio efek. Namun, hingga hari ini, aturan tersebut belum diluncurkan karena masih terganjal masalah perbedaan pengertian dalam catatan keuangan antara UKM dengan perusahaan pada umumnya. MI sudah siap Walau masih terbatas, sejumlah manajer investasi sudah mulai melirik menerbitkan RDPT dengan aset dasar sektor riil pada tahun ini. Ambil contoh PT BNI Asset Management. MI tersebut berencana menerbitkan RDPT, yang dananya akan dialokasi kan untuk membiayai sejumlah proyek sektor riil. Proyek yang dijajaki BNI antara lain proyek properti, pembangkit listrik, pembangunan pelabuhan, dan proyek-proyek infrastruktur yang digarap oleh perusahaan pelat merah. "Mudah-mudahan bisa cepat selesai. Nilainya sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar," ujar Direktur Utama BNI Asset Management Idhamshah Runizam. Tahun ini, BNI Asset Management menargetkan bisa meraup tambahan dana kelolaan sekitar Rp 2 triliun, menjadi Rp 7 triliun. Di akhir tahun lalu, dana kelolaan mereka adalah sekitar Rp 5 triliun. Dari target penambahan itu, sekitar Rp 400 miliar ingin diraih dari reksadana terbuka atau open end sedangkan sisanya sekitar Rp 1,6 triliun akan diperoleh dari reksadana terproteksi dan RDPT.
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) juga hendak menerbitkan RDPT di awal tahun ini. Komisaris KREN Andreas Tanadjaya menjelaskan, target perolehan dana RDPT ini adalah Rp 1 triliun. "Kami akan luncurkan satu RDPT dulu. Kalau bisa, sebelum Maret 2012 sudah diluncurkan karena permintaannya saat ini sudah banyak," ujar dia. Dalam rencana terkini KREN, RDPT tersebut akan menempatkan dana kelolaannya di proyek-proyek infrastruktur. Demikian juga PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM IM) yang berencana menerbitkan RDPT di semester I tahun ini. Produk tersebut akan digunakan untuk pembiayaan usaha mikro kecil (UMK) melalui unit layanan modal mikro (ULaMM) PNM. Menurut Bapepam-LK, calon RDPT tersebut masih tergolong beraset dasar sektor riil karena bertujuan untuk menggerakkan sektor riil. "RDPT masih akan diluncurkan dengan menggandeng PNM IM sebagai diversifikasi pembiayaan selain dari perbankan. Namun, nilainya belum ditentukan," kata Arief Mulyadi, Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha PNM, induk perusahaan PNM IM, kepada KONTAN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri