KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tren permintaan alat berat terus menunjukkan kenaikan, para produsen alat berat Indonesia masih masih belum berencana menambah kapasitas produksi. Kondisi ini menyebabkan pembelian alat berat bisa inden dalam waktu yang cukup lama. Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mengatakan, kenaikan permintaan belum diimbangi dengan pasokan bahan baku produksi yang mumpuni. "Baik tenaga kerja maupun bahan baku perlu modal yang tidak sedikit," kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). Hinabi menyebut, keterbatasan material alias bahan baku tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Jamaluddin mengakui bahwa kemampuan produksi saat ini belum mencukupi kebutuhan yang diprediksi terus naik di tahun ini. "Alat berat naiknya gila-gilaan. Tahun 2018 ini level permintaannya lebih dari 10.000 unit," ujar dia.
Produksi alat berat ditargetkan 7.000 unit di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tren permintaan alat berat terus menunjukkan kenaikan, para produsen alat berat Indonesia masih masih belum berencana menambah kapasitas produksi. Kondisi ini menyebabkan pembelian alat berat bisa inden dalam waktu yang cukup lama. Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mengatakan, kenaikan permintaan belum diimbangi dengan pasokan bahan baku produksi yang mumpuni. "Baik tenaga kerja maupun bahan baku perlu modal yang tidak sedikit," kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (7/1). Hinabi menyebut, keterbatasan material alias bahan baku tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Jamaluddin mengakui bahwa kemampuan produksi saat ini belum mencukupi kebutuhan yang diprediksi terus naik di tahun ini. "Alat berat naiknya gila-gilaan. Tahun 2018 ini level permintaannya lebih dari 10.000 unit," ujar dia.