KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi alat berat nasional berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) naik 2,98% menjadi 2.176 unit dalam tiga bulan pertama tahun ini. Ketua Umum Hinabi Jamalludin menyatakan produksi alat berat di 2023 masih mengalami kenaikan permintaan, khususnya di sektor pertambangan. “Pertambangan masih menunjukan permintaan positif sehingga kenaikannya cukup signifikan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/4).
Jamalludin mengungkapkan, permintaan alat berat dari sektor tambang berasal dari batubara dan mineral lain. Namun batubara masih mendominasi sehingga bisa dikatakan menopang kenaikan produksi alat berat nasional di awal tahun ini.
Baca Juga: Produksi Alat Berat Capai 2.176 Unit di Kuartal I-2023 Kenaikan permintaan tersebut membuat produksi alat berat jenis dump truck di kuartal I 2023 naik hingga 73,84% secara tahunan menjadi 113 unit dari sebelumnya 65 unit di kuartal I 2022. Kenaikan produksi juga dialami oleh alat berat jenis hydraulic excavator sebesar 1,1% menjadi 1.834 unit. Adapun produksi alat berat ini masih mendominasi atau 84,28% dari total produksi selama Januari-Maret 2023. Produksi motor grader di awal tahun ini sebesar 31 unit atau lebih tinggi dibandingkan periode sama di tahun lalu sebanyak 29 unit. Namun, khusus alat berat jenis bulldozer tercatat sebanyak 198 unit atau turun 3,4% secara tahunan dari sebelumnya 205 unit. Di awal tahun ini, Jamalludin mengatakan pasokan material yang sempat terhambat di 2022 mulai berdatangan di awal 2023. Maka itu produksi alat berat cukup moncer di tiga bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Tren Harga Batubara Melandai, Adaro Energy (ADRO) Kejar Efisiensi “Meski permintaan masih cukup tinggi, pelaku usaha tetap harus waspada terjadi penurunan, domestik demand masih bagus, namun dari luar negeri terkoreksi,” tandasnya. Di sepanjang tahun ini, Hinabi menargetkan produksi alat berat nasional bisa mencapai 10.000 unit atau sama dengan total kapastas pabrik yang terpasang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi