JAKARTA. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) hari ini, Kamis (7/5), mencapai produksi 4 juta unit terhitung sejak produksi perdana pada tahun 1978. Indonesia merupakan basis produksi terbesar kedua Daihatsu setelah Jepang.

Peresmian dilakukan di pabrik Sunter, Jakarta Utara, dihadiri oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin. Hadir juga Komisaris Daihatsu Motor Corporation (Jepang) Koichi Ina, Presiden Direktur Grup Astra Prijono Sugiarto, Presiden Toyota Tsusho Jun Karube, Presiden Direktur ADM Sudirman Maman Rusdi, dan Direktur Eksekutif Senior ADM Tsuneo Itagaki.

"Pencapaian produksi 4 juta unit merupakan sejarah penting ADM," kata Direktur Manufaktur ADM Pongky Prabowo di sela seremoni pencapaian produksi di fasiltas perakitan (assembly plant) di Sunter, Jakarta, Kamis (7/5).

Fundamental Tetap Kuat, Pasar Respons Positif Saham BBCA

Pongky mengatakan, pencapaian produksi 1 juta unit dicapai dalam waktu 28 tahun, sedangkan pencapaian 2 juta unit 4,5 tahun, 3 juta unit 2,5 tahun, dan pencapaian produksi 4 juta unit dalam kurun waktu 1 tahun. "Pencapaian 4 juta unit merupakan yang pertama dilakukan oleh pabrik otomotif di Indonesia," kata Pongky.

ADM telah ditunjuk sebagai basis produksi kendaraan dengan merek Daihatsu dan Toyota untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Saat ini produk ADM telah dijual ke 48 negara tujuan ekspor di Asia, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin, termasuk ekspor Gran Max ke Jepang.

"Produksi tepat ke-4 juta unit ini jatuh pada produk Terios yang diekspor ke Peru," tambah Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran ADM.

Jika diurai, pencapaian produksi 4 juta unit disumbangkan produk Daihatsu sebesar 2.076.546 unit (51,9%) dan Toyota 1.923.454 (48,1%) meliputi Xenia/Avanza, Terios/Rush, Gran Max, Luxio serta produk sebelumnya seperti Taruna, Feroza, Espas, Zebra, Taft, Delta, Classy dan Charade.

"Tingkat kandungan lokal produk ADM saat ini, rata-rata mencapai 86%," imbuh Sudirman MR. ADM bekerja sama dengan 261 perusahaan pemasok komponen lapis pertama (first tier) dan 1.105 pemasok lapis kedua (second tier) yang melibatkan 792.000 pekerja. (Agung Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News