JAKARTA. Produksi baja PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) di kuartal I tahun 2017 turun. Perusahaan hanya memproduksi rata-rata 8.000 ton per bulan. “Padahal kalau normalnya 10.000 ton per bulan," kata Menurut Handaja Susanto, Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk kepada KONTAN, Rabu (26/4). Sampai dengan kuartal I tahun ini produsen baja ini memproduksi sekitar 23.000-25.000 ton. Produksi turun disebabkan adanya maintenance mesin yang menyebabkan produksi terhambat. "Ada pembetulan lini produksi saranalum dari pertengahan Februari sampai akhir Maret," sebutnya.
Karena produksi menurun, pendapatan di kuartal I ini pun sama turun. Handaja mengakui ada penurunan bisnis di kuartal pertama ini, namun enggan menyebutkan berapa revenue yang telah diraih sampai akhir Maret tahun ini. Setelah menyelesaikan maintenance untuk mesin saranalum, BAJA bakal menggenjot produksinya di kuartal III. "Soalnya di kuartal II besok kerja efektif paling 2,5 bulan," sebut Handaja. Lantaran terpotong bulan puasa. Berdasarkan laporan keuangan 2016, penjualan yang diraih BAJA turun 21 % dari Rp 1,25 triliun di 2015 menjadi Rp 978 miliar di 2016. Handaja mengatakan bisnis perusahaannya terpuruk lantaran impor baja yang marak di tahun lalu. Namun di 2017 ini BAJA optimistis bisa tumbuh 15 %. "Selain kita yakin pemerintah makin serius membatasi impor, kita juga ingin tingkatkan produksi," katanya. BAJA sedang mencoba meningkatkan produksi saranalum. Yang awalnya saranalum diproduksi 5.000-6.000 ton per tahun, akan ditingkatkan produksinya 30 %. Pertambahan jumlah produksi, kata Handaja, hanya bisa didapat dari modifikasi kecepatan mesin produksi. "Rencananya kita ada kerjasama dengan salah satu perusahaan jepang terkait hal itu," sebut Handaja Namun ia enggan menyebutkan nama perusahaan tersebut. Lebih lanjut ia mengatakan, perusahaan jepang itu bakal membeli saham BAJA, yang nantinya hasil penjualan saham tersebut dananya untuk merampungkan proyek penambahan produksi saranalum.
Handaja mengakui, untuk proyek ini ada keterlambatan dalam pengerjaan. Pasalnya pembelian saham belum terlaksana. "Rencananya kuartal ketiga ini perusahaan jepang beli saham kita," ucapnya. Mengintip laporan keuangan BAJA 2016, tercatat pada bulan Juni tahun lalu perusahaan mengadakan perjanjian dengan sebuah perusahaan jepang bernama, JFE STEEL Corporation. Kerja sama dideskripsikan soal dukungan teknis untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan hasil produk dari lini produksi Continuous Galvanizing Line (CGL) yang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto