KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berpotensi terus melonjak. Harga bakal tersokong spekulasi produksi Malaysia yang mungkin akan seret sebelum peremajaan tanaman pada Mei mendatang.Siang ini, harga minyak sawit pun mulai bergerak naik, setelah kemarin terpangkas. Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange reli 0,5% ke level RM 3.383 atau setara US$ 1.098 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 3.365 pada pukul 11.50 di Kuala Lumpur.Pasar berspekulasi, produksi minyak sawit Malaysia bakal seret di tahun ini. Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry memperkirakan, mulai Maret, setiap bulannya produksi akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya, per Februari, produksi juga sudah terpangkas 7,9% menjadi 1,19 juta ton. "Dalam satu atau dua bulan mendatang, produksi dari Malaysia akan mengecewakan. Penurunan produksi kemungkinan akan mencapai level terendah pada April, sebelum peremajaan dimulai," kata Alvin Tai, analis OSK Holdings Bhd.Di sisi lain, permintaan untuk ekspor minyak sawit diperkirakan bakal meningkat. Departemen Perdagangan menyebutkan, ekspor ke China mungkin akan mencapai total 503.100 ton pada Maret ini. Bulan sebelumnya, pengiriman ke China mencapai 383.666 ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi bakal seret, harga CPO bisa melonjak
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berpotensi terus melonjak. Harga bakal tersokong spekulasi produksi Malaysia yang mungkin akan seret sebelum peremajaan tanaman pada Mei mendatang.Siang ini, harga minyak sawit pun mulai bergerak naik, setelah kemarin terpangkas. Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange reli 0,5% ke level RM 3.383 atau setara US$ 1.098 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 3.365 pada pukul 11.50 di Kuala Lumpur.Pasar berspekulasi, produksi minyak sawit Malaysia bakal seret di tahun ini. Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry memperkirakan, mulai Maret, setiap bulannya produksi akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya, per Februari, produksi juga sudah terpangkas 7,9% menjadi 1,19 juta ton. "Dalam satu atau dua bulan mendatang, produksi dari Malaysia akan mengecewakan. Penurunan produksi kemungkinan akan mencapai level terendah pada April, sebelum peremajaan dimulai," kata Alvin Tai, analis OSK Holdings Bhd.Di sisi lain, permintaan untuk ekspor minyak sawit diperkirakan bakal meningkat. Departemen Perdagangan menyebutkan, ekspor ke China mungkin akan mencapai total 503.100 ton pada Maret ini. Bulan sebelumnya, pengiriman ke China mencapai 383.666 ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News