JAKARTA. Kinerja industri ban terus melemah dari tahun ke tahun. Tahun ini, produksi ban diperkirakan akan turun menjadi sekitar 37 juta. Angka ini turun sekitar 5,1% dari produksi tahun lalu yang mencapai 39 juta ban.
Derasnya serbuan ban ilegal asal China dan India ke pasar domestik dan krisis ekonomi global menjadi pemicunya. "Sebelum ban ilegal masuk, pasar ban domestik menyerap sekitar 11,5 juta-12 juta ban per tahun, kini menyusut menjadi 8 juta-9 juta ban per tahun saja," keluh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) A. Azis Pane, Rabu (23/12). Menurut data yang dirilis oleh APBI, produksi ban nasional selama Januari hingga Oktober 2009 mencapai sekitar 31,4 juta unit. Angka ini turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 36,6 juta unit. "Pencapaian bulan November sekitar 3,8 juta unit, dan diperkirakan Desember mengalami tren peningkatan yang positif," kata Azis. Nilai ekspor ban hingga bulan Oktober juga menyusut 1,6% menjadi US$ 666,9 juta dari US$ 677,5 juta pada periode yang sama tahun 2008.
"Dengan perekonomian global yang membaik, kami menghitung volume ekspor akan naik pada sebesar 15% tahun depan," imbuh Azis. Seiring dengan itu, ia juga mematok produksi ban nasional akan tumbuh sebesar 10%-12% pada tahun 2010 mendatang. PT Sumi Rubber Indonesia memprediksi, angka produksi ban Dunlop bikinannya sejalan dengan produksi industri yang merosot tipis. "Dibandingkan tahun lalu, penjualan kami turun tipis. Tapi, penurunan kami tidak lebih dari 5%," kata Tjutju Dharmawan, Deputi GM Sales & Marketing PT Sumi Rubber Indonesia, Rabu (23/12). Sepanjang tahun ini, Simi Rubber memprediksi, produksi ban mobil Dunlop akan mencapai 12 juta-13 juta unit, sedangkan produksi ban motor mencapai 3,5 juta unit. Sebanyak 70% dari ban itu mereka lempar ke pasar ekspor, sementara sisanya dijual ke pasar domestik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: