KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) optimis produksi Banyu Urip bisa meningkat di tahun depan. Maklum saja, lifting minyak nasional ditargetkan bisa mencapai 775.000 barel per hari (bph) pada tahun 2019. Salah satu penyumbang lifting minyak Indonesia tahun depan akan berasal dari Lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan produksi Banyu Urip tahun depan akan cukup bagus. "Tahun depan mudah-mudahan 209.000 bph sampai 212.000 bph. Sekarang 208.000 bph," kata Amien ke Kontan.co.id pada Kamis (15/11). Lebih lanjut Amien bilang produksi Banyu Urip sejatinya bisa lebih besar. Namun fasilitas penyimpanan minyak Gagak Rimang tidak cukup menampung minyak lebih besar.. "Yang jadi concern di fasilitasnya bukan subsurface-nya. Dulu takut subsurface, cadangan 475 juta barel dan setelah dites setahun lebih, disimpulkan cadangan 700 juta barel, cadangan tidak masalah,"jelas Amien. Apalagi Amien bilang ada potensi tambahan minyak dari lapisan batuan klastik. Jika mendapatkan cadangan terbukti maka berpotensi menambah cadangan minyak Banyu Urip. "Itu kan di Banyu Urip ya, di atasnya ada lapisan klastik. Klastik lagi dipelajari ternyata ada minyaknya juga. Ini belum dimasukin cadangan kalau ada waktu longgar akan dibor lagi yang dangkalnya. Ekplorasi di wilayah kerja itu bukan meluas tapi antar lapisan,"kata Amien. Selain itu jika ditemukan tambahan cadangan minyak di lapisan klaatik maka umur produksi Banyu Urip pun akan lebih lama. "Minyaknya banyak dulu diproyeksi tujuh tahun. Sekarang tambah lagi. Kalau klastik ditemukan cadangan gede juga ini lebih lama lagi,"imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi Banyu Urip, Blok Cepu tahun depan ditargetkan mencapai 212.000 bph
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) optimis produksi Banyu Urip bisa meningkat di tahun depan. Maklum saja, lifting minyak nasional ditargetkan bisa mencapai 775.000 barel per hari (bph) pada tahun 2019. Salah satu penyumbang lifting minyak Indonesia tahun depan akan berasal dari Lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan produksi Banyu Urip tahun depan akan cukup bagus. "Tahun depan mudah-mudahan 209.000 bph sampai 212.000 bph. Sekarang 208.000 bph," kata Amien ke Kontan.co.id pada Kamis (15/11). Lebih lanjut Amien bilang produksi Banyu Urip sejatinya bisa lebih besar. Namun fasilitas penyimpanan minyak Gagak Rimang tidak cukup menampung minyak lebih besar.. "Yang jadi concern di fasilitasnya bukan subsurface-nya. Dulu takut subsurface, cadangan 475 juta barel dan setelah dites setahun lebih, disimpulkan cadangan 700 juta barel, cadangan tidak masalah,"jelas Amien. Apalagi Amien bilang ada potensi tambahan minyak dari lapisan batuan klastik. Jika mendapatkan cadangan terbukti maka berpotensi menambah cadangan minyak Banyu Urip. "Itu kan di Banyu Urip ya, di atasnya ada lapisan klastik. Klastik lagi dipelajari ternyata ada minyaknya juga. Ini belum dimasukin cadangan kalau ada waktu longgar akan dibor lagi yang dangkalnya. Ekplorasi di wilayah kerja itu bukan meluas tapi antar lapisan,"kata Amien. Selain itu jika ditemukan tambahan cadangan minyak di lapisan klaatik maka umur produksi Banyu Urip pun akan lebih lama. "Minyaknya banyak dulu diproyeksi tujuh tahun. Sekarang tambah lagi. Kalau klastik ditemukan cadangan gede juga ini lebih lama lagi,"imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News