JAKARTA. Saat ini lapangan Banyu Urip di Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil sudah mencapai produksi 200.000 barel oil per day (bopd). Produksi tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2017. Meski begitu, Exxonmobil ternyata belum mengantongi Amdal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang seharusnya didapat sebelum memulai produksi minyak sebesar 200.000 bopd. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, Amdal dari KLHK memang dibutuhkan jika produksi minyak di Banyu Urip menyebabkan adanya gas suar (flare) yang cukup besar. Namun, gas ikutan yang didapat dari produksi minyak di Banyu Urip ternyata berhasil diinjeksi setelah seluruh fasilitas bisa digunakan, sehingga flare yang dihasilkan tidak terlalu besar. Dengan begitu, Amdal tidak lagi diperlukan oleh ExxonMobil selama flare yang dihasilkan kecil.
Produksi Banyu Urip sudah tembus 200.000 bopd
JAKARTA. Saat ini lapangan Banyu Urip di Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil sudah mencapai produksi 200.000 barel oil per day (bopd). Produksi tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2017. Meski begitu, Exxonmobil ternyata belum mengantongi Amdal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang seharusnya didapat sebelum memulai produksi minyak sebesar 200.000 bopd. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, Amdal dari KLHK memang dibutuhkan jika produksi minyak di Banyu Urip menyebabkan adanya gas suar (flare) yang cukup besar. Namun, gas ikutan yang didapat dari produksi minyak di Banyu Urip ternyata berhasil diinjeksi setelah seluruh fasilitas bisa digunakan, sehingga flare yang dihasilkan tidak terlalu besar. Dengan begitu, Amdal tidak lagi diperlukan oleh ExxonMobil selama flare yang dihasilkan kecil.