Produksi Batubara Adaro Minerals (ADMR) Melonjak 97% di Kuartal I-2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), mencatat kinerja operasional yang meningkat pada kuartal pertama 2023. 

Pada periode Januari-Maret 2023, volume produksinya mencapai 1,22 juta ton, meningkat 97% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 0,62 juta ton. Sementara itu, volume penjualannya juga meningkat 44% menjadi 0,85 juta ton, dibandingkan dengan 0,59 juta ton pada kuartal pertama 2022.

Produksi dan penjualan ADMR pada kuartal ini berasal dari PT Maruwai Coal, dengan produksi batubara kokas keras yang dijual dengan nama Lampunut Coal. Produk Lampunut Coal memiliki karakteristik premium dengan kandungan abu yang rendah, fosfor yang rendah, dan vitrinit yang tinggi sehingga baik digunakan oleh produsen baja.


Baca Juga: Volume Produksi dan Penjualan Batubara Adaro Energy (ADRO) Kompak Naik pada Kuartal I

Selama  kuartal pertama 2023, batubara ADMR dijual ke para pelanggan domestik dan ekspor. Jepang terus mendominasi penjualan ADMR, dengan porsi 35% dari total penjualan.

“Perusahaan berencana memperluas basis pelanggan dengan memasuki pasar utama lainnya di wilayah ini,” terang Danuta Komar, Investor Relations Manager Adaro Minerals, Rabu (3/5).

Setelah Jepang, China mendominasi penjualan batubara ADMR dengan kontribusi 31%, disusul penjualan ke India sebesar 29%, dan penjualan ke pasar domestik sebesar 5% dari total penjualan batubara ADMR.

Seiring kenaikan volume produksi dan penjualan batubara, pendapatan usaha ADMR naik 31% menjadi US$ 238 juta pada kuartal pertama 2023, dari sebelumnya US$ 182 juta pada kuartal pertama 2022. Tetapi harga jual rerata alias average selling price (ASP) pada triwulan pertama 2023 turun 9% secara year-on-year (YoY). Penurunan ini disebabkan harga rata-rata batubara kokas atau hard coking coal (HCC) pada periode Januari-Maret 2023 lebih lemah daripada rata-rata kuartal pertama 2022.

Dari sisi bottom line, laba bersih ADMR naik tipis 1,5% menjadi US$ 84,70 juta dari sebelumnya US$  83,46 juta. Laba yang hanya naik tipis ini disebabkan oleh peningkatan beban yang merata di berbagai pos.

Baca Juga: Serapan Belanja Modal Adaro (ADRO) Melonjak 87% di Kuartal I-2023

Beban pokok pendapatan mencapai US$ 103,6 juta setara dengan kenaikan 63% secara tahunan. Kenaikan ini terutama karena kenaikan biaya penambangan, biaya pemrosesan batubara, biaya pengiriman dan penanganan, serta biaya royalti karena kenaikan volume produksi dan penjualan.

Beban usaha pada melejit 311% menjadi US$ 21,7 juta dari sebelumnya US$ 5,3 juta karena kenaikan signifikan pada penyisihan untuk biaya pemerintah. Biaya penjualan dan pemasaran pada kuartal pertama 2023 naik 183% menjadi US$ 2,5 juta karena ditopang kenaikan volume penjualan.

Adapun volume overburden removal pada periode ini mencapai 3,3 juta bank cubic meter (bcm), atau naik 124% dari 1,47 juta bcm pada kuartal pertama 2022. Rasio atau nisbah kupas pada kuartal ini tercatat 2,70 kali atau 14% lebih tinggi daripada 2,37 pada periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati