Produksi batubara Atlas Resources (ARII) terkendala aLat berat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk menargetkan produksi batubara sebesar 2,8 juta ton dari seluruh tambang miliknya di sepanjang tahun 2018.

Direktur dan Corporate Secretary Atlas Resources, Lidwina S. Nugraha mengatakan, sampai kuartal III 2018 produksi batubara emiten berkode saham ARII ini sebesar 530.000 ton. Jumlah ini hanya meningkat 4,97% dari total produksi pada Juli 2018 sebanyak 504.904 ton.

Realisasi produksi batubara ini tentu masih jauh dari target yang ditetapkan. Lidwina bilang, perkiraan produksi batubara sampai akhir tahun hanya mendekati 1 juta ton. Salah satu kendala perusahaan dalam memproduksi batubara adalah terbatasnya alat berat dari kontraktor.

“Kontraktor kita susah mendapatkan alat berat, alat berat itu sendiri yang harus indent paling cepat 6 bulan dan financing,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/10).

Sementara untuk penjualannya, ARII menargetkan penjualan ke pasar ekspor pada 2018 sebesar 400.000 juta ton. Penjualan ekspor sampai September 2018 baru mencapai 60.000 ton. Capaian penjualan ke pasar domestik sebesar 360.000 ton. Produksi dari ARII sendiri sudah terikat perjanjian jual beli.

“Melalui anak usaha PT Hanson Energi yang mempunyai kontrak supply jangka panjang dengan PLN,” imbuh Lidwina.

Saat ini ARII juga sudah memulai produksi untuk wilayan PT Bayan Koalindo Lestari (BKL) sejak Juli 2018. Sampai akhir tahun dari wilayah tambang yang memiliki luas konsesi 10.980 hektare (ha) ini ARII menargetkan produksi sebesar 300.000 ton batubara.

Dari sisi kinerja keuangan sendiri, Lidwina mengaku perusahaan masih mencatatkan rugi bersih sampai kuartal III 2018 ini. Akan tetapi, ia bilang, jauh berkurang ketimbang tahun sebelumya. Meski masih menorehkan rugi, akan tetapi berdasarkan laporan keuangan ARII perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$ 18,71 juta atau naik 84,69% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sembari memperbaik kinerja, perusahaan juga terus meningkatkan produksi dan berupaya untuk meningkatkan kualitas infrastruktur. Pada tahun ini Atlas Resources menganggarkan belanja modal sebesar US$ 16,2 juta. “Serapan capex kira-kira US$ 10 juta,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .