Produksi Batubara China Terganggu, Harga Batubara Menghangat



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harga batubara menghangat tahun ini, bahkan mencapai harga tertinggi baru dalam 12 bulan terakhir.

Dilansir Trading Economics, pada Jumat (11/10), pukul 16.14 WIB, harga batubara diperdagangkan di US$ 150,25 per ton. Secara harian harga tersebut menguat 2,21% dan secara mingguan menguat 0,43%.

Analis Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan gangguan produksi di China menjadi faktor utama yang mendukung harga batubara. 


Selain itu, kenaikan harga komoditas energi lain seperti gas alam dan minyak mentah mendorong penggunaan batubara sebagai alternatif. Kemudian penurunan produksi energi terbarukan di India menyebabkan peningkatan ketergantungan pada batubara sebagai kebutuhan energi.

Alhasil terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan. 

Baca Juga: Ubah Batubara Jadi Minyak, Perusahaan Tambang China Habiskan US$ 24 miliar

Lukman menilai sebenarnya stimulus ekonomi China juga menjadi katalis pendukung harga batubara. Namun karena ekonomi China yang diperkirakan masih melambat sampai tahun depan, sehingga proyeksi harga batubara masih tertahan. 

"Saya melihat level US$ 150 adalah batas harga psikologi penting, hanya apabila ada ganguan yang lebih besar dan iklim dan cuaca ekstrim, harga baru bisa naik lebih tinggi," kata Lukman kepada KONTAN, Jumat (11/10).

Di samping itu, prediksi jangka panjang, pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan diperkirakan terus meningkat, dan produksi batubara di China juga masih sangat tinggi. Oleh sebab itu Lukman memproyeksi harga batubara masih berkisar di US$ 140 - US$ 150 hingga akhir tahun.

Di sisi lain apabila situasi geopolitik Timur Tengah dan Ukraina berlanjut memanas, Lukman mengatakan harga minyak mentah serta batubara berpotensi terangkat. 

Selanjutnya: Nihon Hidankyo dari Jepang Raih Hadiah Nobel Perdamaian 2024

Menarik Dibaca: Daftar 8 Bunga Pengusir Nyamuk Alami dengan Aroma yang Kuat dan Harum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat