Produksi batubara Delta Dunia Makmur (DOID) capai 3,7 juta ton pada Agustus 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan volume produksi batubara sebesar 3,7 juta ton pada Agustus 2020. Jumlah tersebut turun 18% secara tahunan (yoy) dari produksi batubara pada Agustus 2019. 

“Hal ini terjadi seiring terus melemahnya pasar secara secara keseluruhan yang berkepanjangan, sehingga mendorong pelanggan untuk berproduksi pada tingkat yang lebih lambat,” kata Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis kepada Kontan.co.id, Senin (12/10).

Di sisi lain, volume produksi pemindahan lapisan penutup atau overburden removal (OB) DOID yang dilakukan melalui anak usahanya, PT PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) sebesar 20,1 juta bank cubic meter (bcm) di Agustus 2020.

Jumlah ini pun turun 43% dibandingkan realisasi pengupasan lapisan pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Anak usaha diperkirakan sulit bayar obligasi, ini kata Delta Dunia Makmur (DOID)

Regina menegaskan, target dan panduan operasional DOID untuk setahun penuh ini bergantung pada harga batubara. Hanya saja, Regina mengatakan  DOID , anggota indeks Kompas100 ini, memberi panduan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), yang dipastikan berada di bawah US$ 50 juta untuk tahun ini.

Untuk diketahui, DOID tercatat telah menandatangani lembar persyaratan untuk perpanjangan kontrak dengan PT Berau Coal hingga tahun 2025 mendatang. Selain itu, perusahaan juga telah mendapatkan proyek infrastruktur dengan Bayan group. Regina menegaskan, selain kedua proyek ini, DOID masih dalam proses untuk mencari proyek lain. 

“Belum ada proyek lain, semuanya sedang berjalan,” pungkas Regina.

Per semester I-2020, DOID mengantongi pendapatan bersih sebesar US$ 352,09 juta, turun 19,58% secara tahunan. Sebanyak US$ 173,67 juta atau 49% dari total pendapatan DOID berasal dari PT Berau Coal, disusul oleh pendapatan dari PT Adaro Indonesia (AI) sebesar US$ 41,44 juta (12%), dan PT Kideco Jaya Agung senilai US$ 28,75 juta atau 8% dari total pendapatan DOID.

Selain itu, DOID juga membukukan kerugian senilai US$ 7,86 juta, berbanding terbalik dari capaian pada semester I-2019 dimana emiten kontraktor batubara ini masih mendulang laba bersih senilai US$ 4,06 juta.

Ke depan, DOID masih akan berfokus pada efisiensi, yang merupakan kunci untuk meningkatkan kinerja di tengah lemahnya harga batubara. Pada perdagangan hari ini, saham DOID ditutup bergeming di level Rp 236 per saham. 

Selanjutnya: Produksi batubara Delta Dunia Makmur (DOID) turun di Juli 2020, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari