Produksi batubara februari mencapai 33 juta ton



JAKARTA. Produksi batubara nasional sepanjang Februari 2013 mencapai 33 juta ton. Sebanyak 25 juta ton dijual ke pasar ekspor, dan sisanya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Angka produksi bulan lalu relatif stabil dibandingkan dengan realisasi produksi di bulan Januari.

Edi Prasodjo, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, dengan tambahan produksi selama Februari, maka produksi batubara nasional dalam dua bulan pertama tahun ini telah mencapai 66 juta ton. "Realisasi ekspor hingga Februari 2013 sebesar 50 juta ton. Sedang untuk domestik sebesar 16 juta ton," kata dia, ke KONTAN, Kamis (14/3).

Ia mengaitkan antara produksi di awal tahun yang tinggi dengan tren harga batubara yang beranjak naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyebab kenaikan harga adalah peningkatan permintaan di pasar dunia serta kenaikan kebutuhan batubara di dalam negeri untuk sektor pembangkit listrik.


Harga batubara acuan (HBA) yang diterbitkan Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM pada Maret 2013 adalah US$ 90,09 per ton. Harga jual patokan batubara versi pemerintah Indonesia itu naik sekitar 2% daripada HBA yang ditetapkan per Februari lalu, yaitu US$ 88,35 per ton.

Kinerja bagus

Edi mengatakan, selain karena peningkatan harga, produksi batubara nasional juga ditopang oleh peningkatan kinerja masing-masing perusahaan tambang batubara. "Ada peningkatan rencana produksi di perusahaan dibandingkan dengan realisasi produksi di tahun sebelumnya," tutur dia.

Dengan jumlah produksi batubara yang cukup tinggi di awal tahun, sambung Edi, Kementerian ESDM optimistis, di sepanjang 2013, produksi batubara nasional bisa mencapai 391 juta ton. Angka estimasi itu sedikit lebih tinggi, atau 1,3%, di atas realisasi  produksi tahun lalu, yang mencapai 386 juta ton.

Di tahun ini, pemerintah memproyeksikan ekspor batubara mencapai 306 juta ton. Sedang pasar dalam negeri diperkirakan menyerap hingga 85 juta ton, atau bakal melebihi dari kewajiban domestic market obligation (DMO) yang telah dipatok sebesar 74,3 juta ton.           n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini