Produksi Batubara Nasional Tahun Ini Lampaui Target



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Industri tambang batubara produktif tahun ini. Belum genap tutup tahun, produksi batubara nasional sudah melampaui target pemerintah, setidaknya di awal Desember 2023 ini.

Data Minerba One Map Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, produksi batubara nasional mencapai 701,04 juta ton pada Minggu sore (3/12). 

Angka itu di atas target produksi batubara nasional tahun 2023 yang ditetapkan pemerintah, yaitu  694,5 juta ton. Padahal, target tersebut melebihi target produksi batubara pada tahun 2022 sebesar 663 juta ton.


Baca Juga: ESDM Revisi Aturan DMO Batubara, Denda Diganti Bayar Kompensasi

Optimisme akan pencapaian target produksi batubara sudah sempat diungkapkan oleh pihak Kementerian ESDM. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa kinerja subsektor pertambangan, khususnya dalam hal produksi komoditas batubara, berjalan moncer pada tahun ini.

Itulah sebabnya, ia optimistis target produksi batubara tahun 2023 bisa dicapai. 

“Kinerja sektor minerba sangat baik dan positif untuk tahun 2023," ujarnya dalam siaran pers Rabu (29/11).

Capaian produksi batubara nasional hingga awal Desember 2023 melanjutkan tren pertumbuhan produksi nasional, setidaknya pada 3 tahun terakhir. Menukil data Kementerian ESDM, produksi batubara nasional selama 2020-2022 secara berturut-turut ialah sebesar 565 juta ton di tahun 2020, 606 juta ton (2021), dan 685 juta ton (2022).

Setali tiga uang dengan produksi batubara, realisasi pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) subsektor Mineral dan Batubara di sepanjang tahun berjalan 2023 ikut melejit. 

Kementerian ESDM mencatat, PNBP subsektor minerba melesat dengan realisasi sebesar Rp 152,16 triliun dari target Rp85 triliun berdasar data per 27 November 2023.

“PNBP subsektor minerba, imbuh Dadan, utamanya berasal dari peningkatan iuran produksi atau royalti batubara,” terang Dadan dalam keterangan tertulis (29/11).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, mengatakan bahwa tingginya produksi batubara tahun ini salah satunya ditopang permintaan dan harga yang relatif masih kuat, meski trennya menurun dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Pengamat: Aturan DMO Batubara Baru Hanya Untungkan Pengusaha

Selain itu, kegiatan produksi tambang batubara juga didukung oleh cuaca yang lebih kerang pada tahun ini akibat fenomena El Nino dan juga kapasitas alat berat juga memadai. 

“Tambahan produksi iya berasal dari revisi RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) 2023 (untuk meningkatkan produksi),” katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/12).

Menyoal tren produksi batubara yang kerap naik, Hendra menilai bahwa hal itu lantaran masih vitalnya peran batubara dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

“Kenaikan produksi didorong peningkatan demand menandakan bahwa batubara masih punya peran penting sebagai sumber energi yang termurah (affordable) dan paling dapat diandalkan (reliable),” ujar Hendra.

Sejalan dengan ucapan Hendra, produksi pemain-pemain besar batubara di dalam negeri memang menunjukkan tren kenaikan di tahun berjalan 2023. Tengok PT Bumi Resources Tbk (BUMI) misalnya.

Data internal perusahaan menunjukkan, angka produksi batubara BUMI mencapai 56 juta ton di sepanjang Januari-September 2023, naik sekitar 5% dibanding realisasi Januari-September 2022.

Tahun ini, BUMI memang mengincar kenaikan produksi batubara dibanding tahun 2022 lalu.

“Target kami produksi batubara tahun 2023 mencapai 75 juta - 80 juta ton. DI tahun 2022, realisasi produksi batubara kami 70 juta ton,” katanya kepada Kontan.co.id (3/12).

Baca Juga: Kementerian ESDM Ubah Ketentuan DMO Jelang Pelaksanaan Mitra Instansi Pengelola (MIP)

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava,

Peneliti Energi Institute of Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), Putra Adhiguna, menyoroti tren kenaikan konsumsi batubara domestik. Mengutip data Kementerian ESDM, Putra menyebutkan bahwa kebutuhan batubara domestik di tahun 2022 mencapai sebesar 193 juta ton atau 116% dari target yang ditetapkan sebesar 166 juta ton.

“Selisih sekitar 16% tersebut jauh lebih tinggi dibanding selisih volume total di 2022, dan perlu dicatat bahwa pertumbuhan tahunan konsumsi domestik tercatat 30% lebih,” ujar Putra saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/11).

Sejalan dengan hal ini, Putra mempertanyakan target penurunan emisi dalam negeri yang digaungkan pemerintah.

“Tujuan ekspor China dan India masih kuat meski ada sedikit pergeseran pasar, sementara dalam hal transisi energi konsumsi domestik yang meningkat cepat menjadi indikator untuk mempertanyakan target penurunan emisi dalam negeri,” kata Putra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .