Produksi Batubara Tahun Ini Bisa Tembus 700 Juta Ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana mendongkrak produksi batubara nasional pada tahun ini.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa sejumlah perusahaan batubara tengah mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) memasuki semester II 2023.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, dengan tren produksi sepanjang semester I 2023, maka peningkatan produksi berpotensi terjadi untuk sisa tahun ini.


"Rerata produksi semester I 2023 itu 61 juta ton per bulan. Jika tren ini berlanjut disemester II 2023 maka kemungkinan besar produksi total akan lebih dari 700 juta ton," kata Hendra kepada Kontan, Rabu (9/8).

Baca Juga: Volume Penjualan Adaro Energy (ADRO) Semester I 2023 Tumbuh 19%

Hendra menambahkan, umumnya komposisi permintaan batubara pada semester II 2023 masih akan sama baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Meski demikian, sejumlah hal patut menjadi perhatian oleh pemerintah dalam rangka menggenjot produksi batubara di sisa tahun ini.

Hendra menjelaskan, kelancaran produksi batubara akan dipengaruhi oleh fluktuasi harga. Selain itu, para perusahaan batubara juga tengah dihadapkan pada tantangan peningkatan beban operasional.

Menurutnya, ada sejumlah kondisi yang berpotensi menghambat rencana peningkatan produksi tahun ini.

"Disparitas gap Harga Batubara Acuan (HBA) dengan harga jual mempengaruhi profitabilitas perusahaan," terang Hendra.

Kebijakan setoran Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) oleh pemerintah dinilai berpotensi menambah beban pelaku usaha. Selanjutnya, skema pungut salur batubara melalui Mitra Instansi Pemerintah (MIP) juga akan menjadi faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi.

"Di tengah upaya pemerintah mendorong peningkatan produktivitas disisi lain beban perusahaan akibat tren penurunan harga serta kebijakan pemerintah semakin memberatkan pelaku usaha," tegas Hendra.

Di sisi lain, peningkatan produksi memang dialami sejumlah perusahaan batubara pada semester I 2023. Meski demikian, sejumlah perusahaan batubara memilih untuk tetap menjaga target produksinya disisa tahun ini.

Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) Sudin Sudiman mengungkapkan, hingga saat ini perusahaan masih belum mengubah target produksi.

Meski demikian, peningkatan produksi memang terjadi untuk kurun enam bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Volume Produksi & Penjualan Naik Pesat, Simak Rekomendasi Saham Adaro Minerals (ADMR)

"Sampai saat ini kami belum berencana merevisi RKAB. Produksi semester I 2023 sebesar 20,4 juta ton," kata Sudin kepada Kontan.co.id, Rabu (9/8).

Sudin menjelaskan, raihan produksi tersebut meningkat 16% year on year (yoy) dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya. Capaian pada semester I 2023 pun dinilai masih sesuai dengan target perusahaan.

Tercatat, tahun ini GEMS menargetkan produksi batubara sebesar 40 juta ton dengan angka penjualan sekitar 41 juta ton. 

Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga menjelaskan, sejauh ini target produksi perusahaan belum berubah.

"Kita tidak ada rencana revisi RKAB. (Tetapi) kinerja operasional semester I 2023 lebih baik," kata Adrian kepada Kontan, Rabu (9/8).

Adrian mengungkapkan, kinerja operasional yang lebih baik ketimbang tahun lalu turut memberikan dampak positif pada kinerja keuangan perusahaan diparuh pertama tahun ini.

Senada, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menegaskan, perusahaan masih akan tetap bertahan dengan target produksi dikisaran 75 juta ton hingga 80 juta ton.

"Belum ada perubahan untuk target produksi, masih sesuai dengan target RKAB saat ini," terang Dileep, Rabu (9/8).

Tercatat, produksi batubara BUMI pada semester I 2023 mencapai 35,4 juta ton atau meningkat 2% yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 34,5 juta ton.

Merujuk Minerba One Data Indonesia (MODI), produksi batubara sampai 8 Agustus 2023 mencapai 433,51 juta ton atau setara 62,42% dari rencana produksi sebesar 694,50 juta ton.

Dari jumlah tersebut, penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 160,32 juta ton atau setara 34,85% dari total rencana ekspor tahun ini yang sebesar 460 juta ton. Selanjutnya, realisasi pasokan batubara untuk domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) mencapai 71,06 juta ton atau setara 40,19% dari target DMO tahun ini sebesar 176,80 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi