KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 3 Juni 2024, realisasi produksi batubara nasional telah mencapai 312 juta ton dari target produksi batubara dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024 sebesar 922,14 juta ton. Produksi batubara nasional tahun ini pun dinilai sulit tercapai. Sebelumnya, realisasi produksi per Mei 2024 baru mencapai 294 juta ton atau sekitar 32% dari target produksi nasional. Emiten tambang batubara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) optimistis tren produksi melebihi ekspektasi yang ditargetkan, sehingga PTBA optimis terhadap pencapaian target produksi batu bara tahun 2024 sebesar 41,3 juta ton. Hingga kuartal-2024, total produksi batubara PTBA pada kuartal I-2024 mencapai 7,3 juta ton.
Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra mengatakan, PTBA mengoptimalkan berbagai upaya agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Perusahaan berusaha untuk agile dan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi dan tantangan eksternal.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Bukan Ormas yang Diberikan Izin Tambang "Kami juga fokus dalam menjalankan praktik penambangan yang baik dan berkelanjutan, sesuai dengan visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan," kata Niko kepada KONTAN, Rabu (5/6). Emiten batubara milik konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy (
ADRO) menargetkan volume penjualan 2024 sebesar 65 juta ton - 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton - 62 juta ton batubara termal, dan 4,9 juta ton - 5,4 juta ton batubara metalurgi dari ADMR. Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira menuturkan bahwa ADRO akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat dikontrol seperti kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi biaya. Keunggulan operasional serta efisiensi biaya merupakan hal-hal yang menjadi perhatian perusahaan. "Kami tetap yakin bahwa fundamental sektor batubara dan energi di jangka panjang tetap kokoh terutama kepada dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia," kata Febriati kepada KONTAN, Rabu (5/6). Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menilai realisasi produksi tahun ini akan di bawah target RKAB 2024 yang tercermin pada tren produksi per hari ini. "Jika bisa target bisa tercapai, harusnya per hari ini produksi batubara nasional mencapai sekitar 370 juta-380 juta ton," kata Hendra kepada KONTAN, Rabu (5/6). Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan bahwa realisasi produksi batubara kuartal I-2024 tidak optimal lantaran
oversupply di pasar global yang mengakibatkan harga batubara terkoreksi cukup dalam dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hendra memproyeksikan harga batubara acuan (HBA) hingga akhir tahun fluktuatif sekitar US$ 110 per ton - US$ 120 per ton. Rata-rata HBA Januari - Mei berada pada kisaran US$ 118 per ton, lebih rendah 40% dari rata-rata HBA tahun sebelumnya sebesar US$ 201 per ton.
Baca Juga: Kinerja Tertekan pada Awal Tahun, Begini Rekomendasi Saham INDY dari Analis Untuk diketahui, Kementerian ESDM memproyeksikan produksi batubara hingga akhir tahun kemungkinan akan melewati RKAB yang telah ditetapkan di level 922,14 juta ton.
Target produksi dalam RKAB 2024 itu berasal dari 587 pemegang izin usaha pertambangan. Sementara itu, produksi batu bara pada 2025 dan 2026 ditetapkan masing-masing pada level 917,16 juta ton dan 902,97 juta ton. Kontan mencatat, Kementerian ESDM melaporkan produksi batubara nasional mencapai 775 juta ton sepanjang 2023. Jumlah ini melebihi target produksi pada 2023 yang dipatok sebesar 695 juta ton dan merupakan rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Adapun, produksi batubara nasional pada 2022 dan 2021 berada pada kisaran masing-masing 687 juta ton dan 614 juta ton. Sementara itu, ekspor batubara pada sepanjang 2023 mencapai 518 juta ton atau lebih tinggi dari torehan sepanjang 2022 dan 2021 masing-masing di angka 465 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .