Produksi beras cukup, pemerintah takkan impor lagi



JAKARTA. Memasuki awal kuartal kedua, pemerintah menyatakan produksi gabah kering giling nasional hingga April sudah mencapai 32,77 juta ton. Jumlah itu sedikit lebih rendah dari separo target produksi 2011 yang sebesar 70,6 juta ton.

Direktur Serealia Kementerian Pertanian Dading Permana mengungkapkan, sejak awal tahun produksi pangan terus naik dan memuncak pada Maret lalu . "Setelah itu produksi pangan atau gabah kering mulai menurun kembali,” terang dia, Rabu (11/5).

Namun, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa optimistis pemerintah dapat memenuhi target tahun ini meski panen raya telah lewat. Apalagi, dari angka ramalan (Aram) I Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan produksi tahun ini akan naik 0,8% ketimbang tahun lalu.


Hatta berjanji pemerintah tidak akan melakukan impor beras. “Kalau target 70,6 juta ton itu tepat, kami tidak butuh impor lagi,” tegas dia. Menurut Hatta, optimisme pemerintah antara lain berasal adanya sinergi BUMN pangan dalam program ketahanan pangan. Tahun ini mereka akan memproduksi gabah di atas 3 juta ton.

Menteri Pertanian Siswono menambahkan, sepanjang tahun ini panen masih akan berlangsung karena iklim bagus dan masa tanam tak serempak. “Mei dan Juni masih akan terus panen, jadi tidak akan ada penurunan harga secara drastis karena panen tidak serentak tetapi terjadi di beberapa daerah,” imbuh dia.

Tahun ini produksi beras Indonesia memang harus meningkat. Sebab, selain untuk mencukupi stok beras dalam negeri, Indonesia juga wajib menyumbang 12.000 ton untuk cadangan beras ASEAN.

Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan, hingga Kamis (12/5) total pengadaan beras dalam negeri sekitar 980.000 ton. Beras yang sudah masuk ke gudang Bulog sekitar 910.000-920.000 ton. Bulog mematok target pengadaan beras hingga Mei 1,3 juta ton.

Maklum, Bulog harus memenuhi target pengadaan beras sekitar 3 juta - 3,5 juta ton tahun ini. Bulog yakin dapat memenuhinya dengan adanya Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). Di sini, BUMN Pangan seperti Sang Hyang Sri, PT Pusri Holding, Perhutani, dan Inhutani mengalokasikan 570.000 hektar lahan untuk padi. Bulog pun jadi pembeli siaga dari hasil produksi padi itu. "Total lahan itu akan bisa menghasilkan gabah 3,57 juta ton atau setara dengan sekitar 2 juta ton beras," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie