KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurunnya produksi aluminium utama China dalam empat bulan terakhir membuat harga komoditas logam ini terus merangkak naik di pasar. Menurut Biro Statistik Nasional (NBS), China menghasilkan 2,55 juta ton logam pada bulan Oktober lalu. Angka ini turun 2,3% dari produksi bulan September sebanyak 2,61 juta ton. Andri Saputra, Analis Asia Tradepoint Futures mengatakan, capaian tersebut juga turun 6,6% secara year on year (yoy). Pada Oktober 2016, China masih bisa memproduksi 2,73 ton logam. Akibatnya, harga aluminium naik. Hingga Jumat (24/11), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 2.132 per metrik ton. Harga tersebut naik 1,33% dari pekan sebelumnya.
Produksi China turun, harga aluminium menanjak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurunnya produksi aluminium utama China dalam empat bulan terakhir membuat harga komoditas logam ini terus merangkak naik di pasar. Menurut Biro Statistik Nasional (NBS), China menghasilkan 2,55 juta ton logam pada bulan Oktober lalu. Angka ini turun 2,3% dari produksi bulan September sebanyak 2,61 juta ton. Andri Saputra, Analis Asia Tradepoint Futures mengatakan, capaian tersebut juga turun 6,6% secara year on year (yoy). Pada Oktober 2016, China masih bisa memproduksi 2,73 ton logam. Akibatnya, harga aluminium naik. Hingga Jumat (24/11), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 2.132 per metrik ton. Harga tersebut naik 1,33% dari pekan sebelumnya.