Produksi CPO 2017 ditargetkan 36,5 juta ton



KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Produktivitas petani sawit dinilai masih rendah di tahun 2017. Oleh karena itu diperlukan peningkatan produksi yang lebih efisien.

"Saat ini produktivitas smallholders masih rendah. Pengelolaan perkebunan yang baik akan meningkatkan pendapatan smallholders," ujar Chairperson Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2017, Mona Surya dalam sambutannya, Kamis (2/11). Smallholder ini menggambarkan petani kecil yang tidak memiliki atau mengendalikan lahan yang digarapnya.

Meski begitu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) masih menargetkan, pertumbuhan produksi pada tahun 2017. Ketua GAPKI, Joko Supriyono bilang produksi crude palm oil (CPO) tahun 2017 ditargetkan sebesar 36,5 juta ton. Angka tersebut naik 4 juta ton dari produksi tahun 2016.


Begitu juga dengan target ekspor CPO tahun 2017. GAPKI juga menargetkan peningkatan ekspor CPO tahun 2017 sebesar 20% bila dibandingkan tahun 2016. Target ekspor CPO tahun 2017 sebesar 30 juta ton.

Sebelumnya, produksi kelapa sawit Indonesia mendapatkan serangan dari berbagai negara. "Isu perdagangan sawit membuat persaingan global lebih ketat," terang Joko pada acara yang sama.

Asal tahu saja, Indonesia baru saja dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) bagi produk biodiesel oleh Amerika sebesar 50,71%. Selain itu, India juga menaikkan bea masuk CPO dan turunannya dua kali lipat.

Joko bilang, hubungan kerja sama kemitraan antara industri sawit dengan petani rakyat perlu ditingkatkan. Hal tersebut dinilai dapat pasar internasional lebih menerima produk CPO Indonesia.

GAPKI meminta pemerintah untuk memperluas pasar perdagangan dan membangun kerjasama dengan negara tujuan ekspor. Selain itu guna meningkatkan daya saing, pemerintah perlu membangun iklim investasi yang baik, serta memperkuat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia