JAKARTA. El Nino atau musim kemarau panjang yang diprediksi menyapa Indonesia pada akhir Juli dan Agustus mendatang membuat penurunan produksi crued palm oil (CPO) hingga akhir tahun 2014. Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi produksi CPO akan turun 10% hingga 15%. Herdrajat Natawijaya, Direktur Tanaman Tahunan Kementerian Pertanian, mengatakan, proyeksi penurunan CPO hingga 10% sampai 15% terjadi jika El Nino terjadi moderat. Sehingga akhir tahun nanti produksi CPO mencapai 24,3 juta ton. Sebelumnya di awal tahun, Kementan memprediksi produksi CPO mencapai 27 juta ton. "Produksi CPO sangat bergantung pada kondisi iklim basah dan air yang banyak. El Nino juga mempengaruhi kualitas tanaman yang dihasilkan. Sehingga kualitas CPO bisa turun. Industri baru akan mengalami perbaikan (recovery) dua hingga tiga tahun setelah El Nino terjadi," ujar Herdrajat pada Kamis (17/7). Meski begitu Herdrajat mengakui proyeksi ini bisa saja meleset jika El Nino yang datang termasuk lemah. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksi potensi El Nino lemah atau iklim tanah air normal memasuki Juli hingga Agustus mendatang. Sebaliknya jika El Nino urung datang, produksi CPO diperkirakan akan naik hingga 10%. Demi mengamankan produksi CPO terjadi, sejak awal tahun Kementan telah mendorong industri dan pemerintah daerah untukCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi CPO diprediksi turun 15% tahun ini
JAKARTA. El Nino atau musim kemarau panjang yang diprediksi menyapa Indonesia pada akhir Juli dan Agustus mendatang membuat penurunan produksi crued palm oil (CPO) hingga akhir tahun 2014. Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi produksi CPO akan turun 10% hingga 15%. Herdrajat Natawijaya, Direktur Tanaman Tahunan Kementerian Pertanian, mengatakan, proyeksi penurunan CPO hingga 10% sampai 15% terjadi jika El Nino terjadi moderat. Sehingga akhir tahun nanti produksi CPO mencapai 24,3 juta ton. Sebelumnya di awal tahun, Kementan memprediksi produksi CPO mencapai 27 juta ton. "Produksi CPO sangat bergantung pada kondisi iklim basah dan air yang banyak. El Nino juga mempengaruhi kualitas tanaman yang dihasilkan. Sehingga kualitas CPO bisa turun. Industri baru akan mengalami perbaikan (recovery) dua hingga tiga tahun setelah El Nino terjadi," ujar Herdrajat pada Kamis (17/7). Meski begitu Herdrajat mengakui proyeksi ini bisa saja meleset jika El Nino yang datang termasuk lemah. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksi potensi El Nino lemah atau iklim tanah air normal memasuki Juli hingga Agustus mendatang. Sebaliknya jika El Nino urung datang, produksi CPO diperkirakan akan naik hingga 10%. Demi mengamankan produksi CPO terjadi, sejak awal tahun Kementan telah mendorong industri dan pemerintah daerah untukCek Berita dan Artikel yang lain di Google News