Produksi CPO Diramal Turun pada 2024, Intip Rekomendasi Saham CPO Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) diproyeksi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) akan turun 5%-10% di tahun 2024.

Menurut Apkasindo, penurunan produksi itu disebabkan oleh aktivitas agronomis sepanjang tahun 2022 dan 2023, seperti minimnya pemupukan, faktor iklim, dan tidak membaiknya harga CPO berdampak pada harga tandan buah segar (TBS) yang rendah.

Emiten CPO PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) mengaku masih optimistis dengan target produksi Perseroan di tahun 2024.


“Proyeksi produksi CPO PGUN di tahun 2024 kami yakini masih dapat mencapai sesuai target,” ujar Sekretaris Perusahaan PGUN Muhammad Reza kepada Kontan, Selasa (23/1).

Baca Juga: Hajatan Pemilu Berpotensi Dongkrak Penjualan CLEO, Simak Rekomendasi Sahamnya

PGUN sendiri menargetkan produksi CPO sebesar 79.000 ton. Target itu naik dari produksi CPO PGUN di tahun 2023 yang sebesar 72.000 ton pada tahun 2023.

Emiten CPO lainnya, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melihat, proyeksi produksi CPO nasional yang diproyeksikan menurun merupakan dampak dari El Nino yang berkepanjangan di sepanjang tahun 2023.

“Dampak dari El Nino itu masih akan berlanjut di tahun 2024, sehingga akan mempengaruhi produksi TBS dan CPO secara nasional,” ujar Corporate Secretary JARR Irena Cyntia kepada Kontan, Selasa (23/1).

JARR menargetkan produksi TBS dan CPO di tahun 2024 akan naik lebih dari 10% dibanding tahun lalu. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat, masih banyaknya sentimen negatif di sektor CPO. Hal itu pun sejalan dengan proyeksi penurunan produksi CPO dari Apkasindo.

”Sentimen negatif itu akan memperlambat produksi CPO di tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (23/1).

Salah satu sentimen negatif itu disebabkan oleh aktivitas agronomis sepanjang tahun 2022 dan 2023, seperti minimnya pemupukan. Fluktuasi harga CPO juga dipengaruhi oleh faktor geopolitik yang masih panas.

Baca Juga: Menimbang Rekomendasi dan Target Harga Saham AKRA yang Rajin Diborong Pengendalinya

Tidak kunjung membaiknya harga CPO juga akan berdampak pada harga TBS yang rendah. 

“Dengan adanya potensi penurunan produksi di tahun ini akan menyebabkan penurunan tingkat profitabilitas emiten yang bergerak di sektor CPO,” ungkapnya.

Miftahul pun merekomendasikan hold untuk saham LSIP, SIMP, dan TBLA dengan target harga masing-masing Rp 900 per saham, Rp 400 per saham, dan Rp 710 per saham.

Sementara analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham PGUN saat ini berada di level support Rp 400 per saham dan resistance Rp 440 per saham. Herditya pun merekomendasikan trading buy untuk PGUN dengan target harga Rp 450 - Rp 464 per saham.

 
PGUN Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi