KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak sawit mentah (CPO) tahun ini diperkirakan tak bisa naik tinggi. Sementara permintaan diyakini bakal mengalami lonjakan, sehingga harga jual CPO diproyeksikan bakal naik. Seperti yang diketahui, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksikan kenaikan produksi minyak sawit di 2020 akan melambat dibandingkan tahun 2019. Hal senada juga diungkapkan produsen minyak sawit dan turunan produknya, PT Mahkota Group Tbk (
MGRO) Elvi, Sekretaris Perusahaan MGRO menyebutkan realisasi produksi CPO MGRO di tahun lalu mencapai 213.000 ton. "Untuk tahun ini, diproyeksikan masih sama seperti tahun lalu," kata Elvi kepada Kontan.co.id, Rabu (5/2).
Baca Juga: Pabrik refinery rampung, Mahkota Group (MGRO) targetkan pendapatan Rp 5,66 triliun Di tahun ini, MGRO belum berencana agresif meningkatkan kapasitas tambahan. Apalagi MGRO baru saja menyelesaikan tahap pengujian (
commissioning) pabrik
refinery yang berlokasi di Dumai, Riau. Rencananya operasional pabrik tersebut berjalan pertengahan Februari 2020 ini. Nilai investasi pembangunan pabrik
refinery itu menelan dana hingga Rp 330 miliar. Mengenai target pendapatan, MGRO fokus membidik pendapatan hingga Rp 5,66 triliun sepanjang tahun ini. Kata Elvi, dengan prediksi penurunan produksi CPO di tahun 2020, kemungkinan harga jual memang akan terpengaruh seiring dengan permintaan dunia yang diyakini juga meningkat. Selain bertopang pada margin yang diperoleh dari kenaikan harga, MGRO juga melihat pada perkembangan pasar domestik. "Pasar lokal akan berperan penting karena dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri dapat memicu peningkatan konsumsi produk akhir dari oleokimia, oleofood dan biofuel," sebutnya. Hingga saat ini, fasilitas produksi Mahkota Group hingga saat ini sudah mencapai tujuh pabrik kelapa sawit dengan rincian dua pabrik di Sumatra Utara, empat di Riau, dan satu pabrik di Sumatra Selatan. Melansir laporan keuangan perusahaan di kuartal III 2019, Mahkota Group membukukan penurunan pendapatan dan laba. Keduanya tertekan karena faktor harga
crude palm oil (CPO) dan inti sawit (PK) yang secara global turun. Pada kuartal III 2019 lalu, MGRO membukukan pendapatan Rp 1,37 triliun atau turun 6,93% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,47 triliun. Laba bersih periode berjalan MGRO juga merosot 41,47% year on year (yoy), dari Rp 50,73 miliar menjadi Rp 29,69 miliar.
Penjualan CPO mendominasi pendapatan MGRO pada masa itu sebesar 78% atau senilai Rp 1,07 triliun. Hanya saja segmen bisnis mayoritas itu turun 2,7% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,10 triliun. Satu-satunya segmen bisnis besar yang mengalami kenaikan ialah jasa sewa tangki yang bertumbuh 13,1% dari Rp 50,70 miliar di kuartal-III 2018 menjadi Rp 57,39 miliar di kuartal-III 2019.
Baca Juga: Dua Pabrik Beroperasi Bulan Depan, Mahkota Group (MGRO) Incar Rp 5,66 Triliun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat